Seekor gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) bernama Otto berusia sekitar 25 tahun mati di kawasan konservasi Cot Girek Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

"Dari hasil autopsi, tim medis menemukan adanya perubahan warna di bagian usus, yaitu menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasite," kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto dalam keterangan tertulis diterima di Meulaboh, Aceh Barat, Ahad.

Menurut dia, tim medis BKSDA Aceh bersama tim dari Universitas Syiah Kuala yang melakukan autopsi terhadap bangkai gajah tersebut juga mengambil beberapa sampel berupa jantung, hati, paru paru, limpa, usus, feses (kotoran), dan lidah untuk dikirimkan ke Laboratorium Forensik Mabes Polri.

Pengambilan sampel organ tubuh gajah tersebut, kata Agus Arianto, untuk mendapatkan hasil selanjutnya.

Baca juga: Konflik gajah-manusia di Aceh masih tinggi, sebut BKSDA

Sementara itu, sepasang gading gajah tersebut setelah proses administrasi di Polsek Cot Girek, kata dia, dibawa ke Kantor BKSDA Aceh di Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh.

Agus Arianto menjelaskan bahwa Otto yang merupakan gajah jinak di kawasan Conservation Response Unit (CRU) Cot Girek yang ditangkap di Krueng Sabee, Aceh Jaya.

Sebelum kematiannya, kata Agus Arianto, berdasarkan hasil pantauan mahout (pawang gajah) terlihat gajah Otto dalam keadaan lemas, kurang nafsu makan, dan diare.

Mahout lantas melakukan komunikasi untuk meminta penanganan medis dan pemantauan. Namun, gajah Otto tidak terselamatkan/mati.

Baca juga: Konservasi gajah 2020, isu penyakit perlu jadi perhatian
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021