E-commerce Tokopedia mencatat makanan dan minuman yang paling digandrungi konsumen selama pandemi, setelah mereka berkolaborasi dengan semakin banyak pengusaha lokal lewat kampanye Tokopedia Nyam. Camilan lokal, makanan khas Negeri Ginseng, buah segar, dan minuman yang naik daun sejak tahun lalu jadi juaranya.
"Kopi literan sejak pandemi luar biasa pertumbuhan di platform, terutama merek lokal. Juga snack Indonesia seperti pisang goreng madu dan buah mangga. Makanan Korea juga hits seperti tteokbokki, apalagi ada BTS dan BlackPink (sebagai duta merek)," kata AVP of Category Development for FMCG & Long Tail Categories Tokopedia, Jessica Stephanie Jap, dalam konferensi pers daring, Kamis.
Ini tak lepas dari pergeseran kebiasaan konsumen yang kini lebih sering bergantung kepada teknologi untuk mendapatkan segala kebutuhan, termasuk makanan dan minuman. Bukan cuma konsumen yang semakin getol berbelanja, jumlah penjual makanan di platform itu juga meningkat.
Jessica mengatakan, kenaikan transaksi pada kategori makanan dan minuman jelang akhir 2020 mencapai lebih dari tiga kali lipat. Sementara itu, jumlah penjual makanan siap masak juga bertambah hampir tiga kali lipat selama Desember 2020.
"Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Penjualan makanan siap masak pun meningkat lebih dari 3,5 kali lipat."
Sebelum pandemi, berjualan makanan di e-commerce biasanya identik dengan produk yang tahan lama dan tidak mudah basi agar tetap berkualitas saat tiba di tujuan, misalnya kue-kue kering. Tapi sekarang penjual menawarkan makanan dan minuman yang lebih bervariasi, bahkan makanan yang biasanya harus disantap segera.
"Makanannya lebih menarik, enggak cuma cookies, ada kopi literan bahkan es krim," lanjut dia.
Pihaknya bekerjasama dengan berbagai perusahaan pengiriman, termasuk layanan ojek daring untuk mengantarkan makanan dalam hitungan jam atau pada hari yang sama.
Dia menyakini jual beli makanan di e-commerce akan berkembang tahun 2021 karena masyarakat sudah semakin terbiasa untuk berbelanja secara daring. Dia berharap peluang di e-commerce bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia dan berdampak kepada pemulihan ekonomi Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
"Kopi literan sejak pandemi luar biasa pertumbuhan di platform, terutama merek lokal. Juga snack Indonesia seperti pisang goreng madu dan buah mangga. Makanan Korea juga hits seperti tteokbokki, apalagi ada BTS dan BlackPink (sebagai duta merek)," kata AVP of Category Development for FMCG & Long Tail Categories Tokopedia, Jessica Stephanie Jap, dalam konferensi pers daring, Kamis.
Ini tak lepas dari pergeseran kebiasaan konsumen yang kini lebih sering bergantung kepada teknologi untuk mendapatkan segala kebutuhan, termasuk makanan dan minuman. Bukan cuma konsumen yang semakin getol berbelanja, jumlah penjual makanan di platform itu juga meningkat.
Jessica mengatakan, kenaikan transaksi pada kategori makanan dan minuman jelang akhir 2020 mencapai lebih dari tiga kali lipat. Sementara itu, jumlah penjual makanan siap masak juga bertambah hampir tiga kali lipat selama Desember 2020.
"Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Penjualan makanan siap masak pun meningkat lebih dari 3,5 kali lipat."
Sebelum pandemi, berjualan makanan di e-commerce biasanya identik dengan produk yang tahan lama dan tidak mudah basi agar tetap berkualitas saat tiba di tujuan, misalnya kue-kue kering. Tapi sekarang penjual menawarkan makanan dan minuman yang lebih bervariasi, bahkan makanan yang biasanya harus disantap segera.
"Makanannya lebih menarik, enggak cuma cookies, ada kopi literan bahkan es krim," lanjut dia.
Pihaknya bekerjasama dengan berbagai perusahaan pengiriman, termasuk layanan ojek daring untuk mengantarkan makanan dalam hitungan jam atau pada hari yang sama.
Dia menyakini jual beli makanan di e-commerce akan berkembang tahun 2021 karena masyarakat sudah semakin terbiasa untuk berbelanja secara daring. Dia berharap peluang di e-commerce bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia dan berdampak kepada pemulihan ekonomi Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021