Perusahaan industri perkebunan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk. menargetkan pertumbuhan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) sebesar 5 persen pada tahun 2021 ini.
Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa dalam acara "Talk to The CEO" secara virtual, Rabu, mengatakan bahwa target produksi CPO, khususnya di kebun inti cenderung lebih datar karena mayoritas tanaman kelapa sawit yang sudah matang sehingga hanya bergantung pada kondisi cuaca.
"Tahun lalu karena cuaca juga single digit. Harapannya kita tahun ini setidaknya bisa naik plus minus 5 persen dari tahun lalu," kata Santosa.
Santosa menjelaskan bahwa pada tahun ini, ada sekitar 5.000 hektare kebun sawit inti yang akan diremajakan guna meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS).
Ada pun target produksi TBS tahun ini diperkirakan bisa mencapai 20 ton per hektare dari 220.000 hektare lahan kebun inti.
Selain dari kebun inti, Santosa menilai bahwa produksi CPO semakin meningkat, baik dari kebun plasma yang bermitra dengan petani lewat pembinaan, juga dari pembelian masyarakat luas.
Selain karena cuaca, tahun 2020 menjadi tantangan bagi perusahaan karena penurunan produksi CPO ini juga dipengaruhi dari pembatasan mobilisasi, sebagai dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Untuk menjaga produksi CPO, Santosa menegaskan bahwa perusahaannya telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, baik di kebun maupun kantor pusat.
"Karyawan di kebun dibatasi akses keluar kebun, akses pihak luar masuk ke kebun juga dibatasi, karyawan dihimbau beraktivitas hanya di dalam kebun, tidak mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru serta melakukan tes COVID secara rutin," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa dalam acara "Talk to The CEO" secara virtual, Rabu, mengatakan bahwa target produksi CPO, khususnya di kebun inti cenderung lebih datar karena mayoritas tanaman kelapa sawit yang sudah matang sehingga hanya bergantung pada kondisi cuaca.
"Tahun lalu karena cuaca juga single digit. Harapannya kita tahun ini setidaknya bisa naik plus minus 5 persen dari tahun lalu," kata Santosa.
Santosa menjelaskan bahwa pada tahun ini, ada sekitar 5.000 hektare kebun sawit inti yang akan diremajakan guna meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS).
Ada pun target produksi TBS tahun ini diperkirakan bisa mencapai 20 ton per hektare dari 220.000 hektare lahan kebun inti.
Selain dari kebun inti, Santosa menilai bahwa produksi CPO semakin meningkat, baik dari kebun plasma yang bermitra dengan petani lewat pembinaan, juga dari pembelian masyarakat luas.
Selain karena cuaca, tahun 2020 menjadi tantangan bagi perusahaan karena penurunan produksi CPO ini juga dipengaruhi dari pembatasan mobilisasi, sebagai dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Untuk menjaga produksi CPO, Santosa menegaskan bahwa perusahaannya telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, baik di kebun maupun kantor pusat.
"Karyawan di kebun dibatasi akses keluar kebun, akses pihak luar masuk ke kebun juga dibatasi, karyawan dihimbau beraktivitas hanya di dalam kebun, tidak mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru serta melakukan tes COVID secara rutin," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021