Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Yerri Suparna menyatakan tradisi pantun jangan hanya berhenti pada penetapan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

"Pantun harus lebih memasyarakat lagi, misalnya dengan membuat iven yang memperkenalkan pantun sebagai warisan budaya dunia asal Kepri," kata Yerri Suparna di Tanjungpinang, Senin.

Pihaknya menilai sangat penting membuat tindak lanjut setelah pantun ditetapkan jadi warisan dunia.

Banyak orang belum mengetahui tentang penetapan pantun tersebut, termasuk masyarakat Kepri.

“Meski kondisi pandemi COVID-19, dalam waktu dekat kami ingin membuat iven di Lapangan Gurindam 12 Tepi Laut Tanjungpinang. Intinya kita di sana berpantun, main musik biar masyarakat menikmati pantun dalam suasana santai,” kata Yerri.

Budayawan Melayu Kepri Abdul Malik juga mengusulkan agar dibuat acara yang menampilkan berbagai kekayaan budaya Melayu Kepri, seperti bangsawan, mendu, gubang, joget dangkong, makyong dan ghazal.

Dalam bangsawan ditampilkan pantun. Begitu juga dalam makyong, ghazal, mendu, gubang dan joget dangkong.

"Jadi pantun yang merekat penampilan semua karya budaya ini. Tampilan direkam dan disiarkan di media sosial, pasti ini jadi suguhan menarik,” ucap Malik.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri Toto Sucipto pun sepakat perlu dan ada keharusan untuk menindaklanjuti usai pantun ditetapkan jadi warisan dunia.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan agar pantun lebih memasyarakat lagi,” kata Toto.

Badan PBB untuk Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan pantun sebagai warisan budaya tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis, Kamis 17 Desember 2020.
 

Pewarta: Ogen

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021