Perkembangan lapangan usaha pertambangan di Provinsi Jambi diperkirakan membaik yang  didorong oleh peningkatan kinerja komoditas  batu bara dan minyak mentah.

Dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari Nasution  di Jambi,  Rabu,  permintaan batu bara eksternal dan domestik mengalami peningkatan. Peningkatan eksternal meningkat seiring  pelonggaran lockdown dan pembatasan sosial.

“Kegiatan ekonomi khususnya manufaktur  dan produksi yang diperkirakan pulih  menyusul implementasi program vaksin  akan mendorong permintaan batu bara. Di sisi domestik pelonggaran pembatasan sosial  akan mendorong konsumsi bahan bakar listrik dan industri,” katanya.

Selain itu, kinerja komoditas minyak  juga akan meningkat disebabkan sudah mulai pulihya  permintaan eksternal terutama dari negara berkembang. Pemulihan ekonomi Tiongkok dan India  yang lebih cepat dari perkiraan  mendorong kembali bergeraknya aktivitas industri  kedua negara tersebut yang berdampak positif terhadap  permintaan minyak mentah.

Sementara itu,melihat ke belakang pada  akhir 2020 lalu yakni triwulan ke IV , kinerja lapangan usaha pertambangan  tercatat terkontraksi 2,90 persen menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar  2,73 persen juga lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan  dengan triwulan yang sama tahun 2019 lalu yakni sebesar  4,73 persen (yoy).

“Secara keseluruhan tahun 2020, lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 2,21 persen  menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,73 persen,” terangnya.

Penurunan lapangan usaha pertambangan  terutama disebabkan pemulihan  ekonomi global dan domestik yang lebih lambat dari perkiraan. Kondisi tersebut berdampak pada kinerja komoditas energi primer  yang masih terbatas pada triwulan IV 2020. Persediaan batu bara global yang cukup tinggi selama pandemi COVID 19 mengakibatkan  permintaan eksternal terhadap batu bara  asal provinsi Jambi tidak menunjukan pertumbuhan. Permintaan eksternal tersebut tercermin dari  ekspor batu bara provinsi Jambi  yang terkontraksi sebesar 78,86 persen (yoy) menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar  53,86 persen.

Sementara itu, ditingkat regional  pelaku usaha tambang di Provinsi Jambi  juga masih menghadapi kendala distribusi  untuk pengiriman ke pasar dalam negeri.  Sejak awal tahun 2018  jam operasional pengakutan batu bara dibatasi untuk   mengihndari konflik dengan masyarakat sekitar  area perlintasan angkutan batu bara . Solusi pembangunan jalur khusus batubara sudah disepakati oleh pemangku kepentingan terkait, namun masih memperlukan waktu untuk dapat merealisasikannya.

Selanjutnya, produksi minyak  Provinsi Jambi juga menunjukan penurunan volume lifting  menjadi 1,84 juta barrel pada triwulan IV 2020  atau terkontraksi sebesar 3,99 persen (yoy) dibandingkan triwulan IV 2019. Secara keseluruhan tahun 2020,  kinerja lapangan usaha pertambangan  mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  Penurunan kegiatan industri dan perjalanan  akibat covid 19 berdampak negative  terhadap permintaan  bahan  bakar  minyak batu bara. Penurunan permintaan tersebut sejalan dengan  pelemahan harga komoditas energi primer dipasar internasional.  Bahkan harga minyak mentah sempat tercatat negatif pada triwulan II 2020.

 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021