menegaskan pentingnya sinergi sebagai kunci sukses untuk mewujudkan ekonomi keuangan syariah (EKSyar).
Bank Indonesia, kata dia, selalu berjamaah dalam mengembangkan EKSyar yang salah satunya dibuktikan melalui seminar nasional yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan The Indonesia Association of Islamic Economist (IAEI), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta Dewan Ekonomi Syariah.
“Sinergi berjamaah dan koordinasi yang kuat selama ini sejak lima tahun terakhir membuahkan hasil . Di mata keuangan syariah, Bank Indonesia aktif memajukan keuangan syariah,” ujar Perry.
Ia menjelaskan Bank Indonesia mempunyai tiga pilar dalam membangun EKSyar. Pilar pertama adalah membangun halal value chain yang tidak hanya untuk industri kosmestik dan halal tourism namun juga berbasis ekonomi umat baik pesantren,ekonomi rumah tangga, serta penguatan gender.
Kemudian pilar kedua dengan memperkuat keuangan syariah secara komersial maupun sosial.
“Secara komersial memajukan keunagan syariah dengan mendukung perbankan syariah dan social bagaimana Bank Indonesia membangun dan memobilisasi zakat wakaf,” kata Perry.
Sedangkan pilar ketiga adalah edukasi dengan mengkampanyekan bahwa gaya hidup halal tersebut merupakan kebaikan dan keberkahan.
“Insya Allah dengan jamak, sinergi dengan berbagai pilar yang kita bangun antara pemerintah, Bank Indonesia, dan kita semua, mari kita terus tingkatkan dan kuatkan ekonomi syariah,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan industri keuangan syariah terus ditingkatkan termasuk melalui merger bank syariah antara Bank Mandiri, BRI, dan BNI menjadi Bank Syariah Indonesia yang diharapakan mampu menjangkau dan memberikan pelayanan lebih luas.
“Pengembangan industri keuangan syariah seharusnya ditekankan kepada elemen kejujuran, kehandalan, tata kelola yang baik dan menjaga kepercayaan,” katanya.
Jasa keuangan syariah Indonesia juga menunjukkan perkembangan yaitu tumbuh signifikan pada triwulan I-2020 dengan pangsa keuangan syariah sebesar 9,89 persen dan belum termasuk kapitalisasi saham syariah yang total asetnya mencapai Rp1.802,8 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani paparkan peningkatan peran ekonomi syariah di Indonesia
Baca juga: BI : "Blue print" EKSyar dukungan nyata terhadap ekonomi syariah
Baca juga: BI bakal bentuk "holding" dukung ekonomi syariah di pesantren
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021