Rebound atau kebangkitan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya terhenti pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah bank sentral Kanada mengisyaratkan dapat memulai kenaikan suku bunga pada 2022 dan mengurangi cakupan program pembelian asetnya.
Sebelumnya, dolar AS pulih dari level terendah tujuh minggu terhadap mata uang utama lainnya semalam, karena pelemahan lebih luas di pasar saham yang dipicu oleh kebangkitan kembali kasus COVID-19 di India dan Jepang mendorong mundurnya daya tarik safe-haven dari greenback.
Baca juga: Dolar "rebound", penurunan minyak pukul unit terkait minyak mentah
Tawaran untuk keamanan juga telah mendukung franc Swiss dan yen Jepang ketika prospek cerah untuk pemulihan global mulai meredup kembali.
Tetapi katalis untuk pergerakan antara dua dolar Amerika Utara pada Rabu (21/4/2021) adalah pengingat bahwa prospek perubahan suku bunga telah menjadi kunci bagi mata uang saat pemulihan dimulai.
Greenback melemah sepanjang April karena suku bunga AS turun dan saat para pedagang bertaruh bahwa vaksinasi akan membuka pemulihan ekonomi global yang lebih kuat dan mendorong permintaan untuk mata uang yang lebih berisiko dan berimbal hasil lebih tinggi.
Dolar AS melemah bersama imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih lembut karena investor mempertimbangkan kembali berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum inflasi memaksa Federal Reserve (Fed) memperketat kebijakan moneternya dan karena harga minyak dan saham terpukul pada Selasa (20/4/2021) oleh prospek pemulihan global yang lebih lambat akibat lebih banyak kasus COVID-19.
Baca juga: Harga emas melonjak 14,7 dolar, dipicu lemahnya dolar dan obligasi AS
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan bertemu minggu depan dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memutuskan kebijakannya pada Kamis. Meskipun tidak ada yang diharapkan memberi sinyal perubahan kebijakan sekarang, pedagang dapat menahan diri dari taruhan besar selama beberapa hari, kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joseph Manimbo.
"Saya pikir pasar hanya akan memainkannya dengan hati-hati jika Fed mengubah kebijakannya," kata Manimbo.
Saat ini, dia melihat pasar bertindak seolah-olah berada di "persimpangan jalan untuk dolar karena telah berjuang keras bulan ini."
Beberapa analis mengatakan bahwa kecenderungan baru bank sentral Kanada untuk memperketat kebijakan moneter dapat membuktikan perubahan yang terjadi pada bank sentral lainnya.
Baca juga: Harga minyak jatuh lagi, lonjakan COVID India rusak prospek permintaan
Bank of Canada secara tajam menaikkan prospek ekonominya dan mengurangi cakupan program pembelian aset berskala besar sambil mempertahankan suku bunga utamanya tetap stabil. Dikatakan bahwa pandemi akan "tidak terlalu merugikan" ekonomi daripada yang diperkirakan.
Pesan bank sentral membawa kembali beberapa sentimen risiko, yang mengangkat mata uang terkait komoditas lainnya, ahli strategi di ANZ Research mencatat. Dolar Australia dan Selandia Baru naik sekitar 0,5 persen.
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun naik menjadi 1,58 persen karena berita dari Kanada dan kemudian turun tipis menjadi 1,57 persen, tidak jauh dari level 1,60 persen pada awal minggu, karena obligasi tersebut mengkonsolidasikan keuntungan setelah pembalikan yang telah mendorong imbal hasil ke tertinggi 14 bulan di 1,7760 persen bulan lalu.
Baca juga: Rupiah ditutup melemah, dipicu sentimen naiknya kasus COVID-19
Korban terbesar dari kenaikan dolar dalam perdagangan Rabu (21/4/2021) adalah euro, dengan mata uang tunggal itu melemah 0,24 persen. Yen Jepang, yang sering dilihat sebagai tempat perlindungan yang lebih aman daripada dolar, menguat terhadap greenback di 107,86 tetapi kemudian kembali ke 108,08.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin diperdagangkan sekitar 55.500 dolar AS, berkonsolidasi setelah penurunannya ke level 51.541,16 dolar AS pada Minggu (17/4/2021). Bitcoin mencatat rekor tertinggi di 64.895,22 dolar AS pada 14 April.
Baca juga: IHSG ditutup merosot ke bawah level psikologis 6.000
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021