Yayasan Lestari Alam Laut Untuk Negeri (Latun) Bengkulu mendirikan rumah edukasi khusus kelautan melalui program "Marine edu House" di Jalan Bencoolen Kawasan Tapak Paderi Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
Pengurus Yayasan Latun, Jenni Rama mengatakan program tersebut merupakan hasil kerjasama Latun Bengkulu dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bengkulu yang bertujuan mengenalkan wilayah pesisir Bengkulu bagi pelajar dan masyarakat umum.
"Fokusnya juga tentang kelautan atau bisa disebut rumah edukasi kelautan," kata Jenni yang juga mahasiswa Kelautan Universitas Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan bahwa di dalam rumah edukasi tersebut pihaknya menyediakan berbagai macam buku bacaan, menjelaskan terkait penyu, menjadi tempat berbagi cerita dan ditambah dengan program "Sea Talk" atau podcast yang menceritakan tentang kelautan.
Selain itu, pihaknya juga membuka usaha dengan menyediakan makanan dan minuman untuk para pengunjung rumah edukasi.
Lanjut Jenni, selain menjadi sarana edukasi terkait laut, "Marine edu House" juga menjadi sarana informasi terkait masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan seperti menyelam, surfing dan lainnya di sekitar pantai.
"Masyarakat juga bisa memanfaatkan lokasi di sekitar latun untuk mengadakan acara pertemuan dan kegiatan lainnya," ujarnya.
Jenni menyebutkan bahwa masyarakat yang berkunjung ke rumah edukasi diperbolehkan berdonasi untuk kegiatan penyelamatan penyu.
Sebab banyak nelayan yang mendaratkan telur-telur penyu sehingga pihaknya harus membayar kompensasi terhadap nelayan untuk menyelamatkan telur untuk ditetaskan.
"Telur penyu biasanya kami ganti sekitar Rp5 ribu sampai 10 ribu per butir," jelas Jenni.
Ia berharap agar kedepannya rumah edukasi seperti ini dapat terus bermunculan sehingga banyak tempat-tempat produktif di wilayah Provinsi Bengkulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Pengurus Yayasan Latun, Jenni Rama mengatakan program tersebut merupakan hasil kerjasama Latun Bengkulu dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bengkulu yang bertujuan mengenalkan wilayah pesisir Bengkulu bagi pelajar dan masyarakat umum.
"Fokusnya juga tentang kelautan atau bisa disebut rumah edukasi kelautan," kata Jenni yang juga mahasiswa Kelautan Universitas Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan bahwa di dalam rumah edukasi tersebut pihaknya menyediakan berbagai macam buku bacaan, menjelaskan terkait penyu, menjadi tempat berbagi cerita dan ditambah dengan program "Sea Talk" atau podcast yang menceritakan tentang kelautan.
Selain itu, pihaknya juga membuka usaha dengan menyediakan makanan dan minuman untuk para pengunjung rumah edukasi.
Lanjut Jenni, selain menjadi sarana edukasi terkait laut, "Marine edu House" juga menjadi sarana informasi terkait masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan seperti menyelam, surfing dan lainnya di sekitar pantai.
"Masyarakat juga bisa memanfaatkan lokasi di sekitar latun untuk mengadakan acara pertemuan dan kegiatan lainnya," ujarnya.
Jenni menyebutkan bahwa masyarakat yang berkunjung ke rumah edukasi diperbolehkan berdonasi untuk kegiatan penyelamatan penyu.
Sebab banyak nelayan yang mendaratkan telur-telur penyu sehingga pihaknya harus membayar kompensasi terhadap nelayan untuk menyelamatkan telur untuk ditetaskan.
"Telur penyu biasanya kami ganti sekitar Rp5 ribu sampai 10 ribu per butir," jelas Jenni.
Ia berharap agar kedepannya rumah edukasi seperti ini dapat terus bermunculan sehingga banyak tempat-tempat produktif di wilayah Provinsi Bengkulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021