Menteri BUMN Erick Thohir minta perusahaan BUMN untuk membantu petani agar makin makmur dan naik kelas dengan solusi pertanian.
Menurut Erick, mereka mendapat bimbingan, mulai dari pupuk dan pengolahan sawah sehingga mampu menaikkan produktivitas dan keuntungan petani.
"Saya optimistis, jika para petani kita terus didampingi, difasilitasi, dan didukung ilmu pengetahuan serta teknologi nutrisi pertanian modern, maka petani kita makin makmur," ujarnya.
Erick menambahkan, diperlukan pendekatan holistik untuk mencari solusi pertanian demi meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah areal persawahan di Indonesia meningkat dalam satu tahun terakhir, namun hasil panennya mengalami penurunan.
Menurut BPS, pada 2021 total luas lahan pertanian mencapai 25,1 juta hektare, naik dari tahun sebelumnya 24,1 juta hektare. Namun, jumlah lahan panen menurun dari 10,68 juta hektare pada 2020, menjadi 10,66 juta hektare pada 2021.
Erick mengatakan Program Makmur itu harus memberikan banyak manfaat seperti kenaikan produktivitas pertanian sehingga petani lebih untung, praktek pertanian unggul, dan penggunaan pupuk non subsidi untuk membantu kebutuhan mereka.
"Kita tidak bisa melepas mereka jalan sendiri, sementara kita mengharapkan hasil panen tinggi. Mereka harus ditemani dan dikawal dengan teknologi, sehingga hasil panennya lebih baik dan pendapatannya bisa meningkat”, kata Erick.
Keinginan membesarkan perekonomian petani, sekaligus menjadikan mereka makmur butuh kehadiran aktif pemerintah dan perusahaan BUMN yang bergerak di industri pangan.
Salah satunya, petani perlu pendampingan intensif dan solusi budi daya pertanian berkelanjutan, terutama yang terkait nutrisi tanaman, rantai pasok, dan dukungan teknologi sehingga ekonomi mereka benar-benar meningkat.
Itulah penekanan yang disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir ketika secara resmi meluncurkan Program Makmur saat kunjungan kerja di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8). Program Makmur yang sebelumnya bernama Agrosolution ini merupakan solusi pertanian yang menjadi inisiatif PT Pupuk Indonesia (Persero).
Menurut PT Pupuk Indonesia, program Makmur ini terdiri dari berbagai aspek. Mulai dari pengelolaan budi daya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisme pertanian.
Selanjutnya ada juga akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta adanya offtaker atau jaminan pasar bagi petani.
Program itu juga telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi yang masing-masing sebesar hingga 42 persen dan 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan petani terjadi adanya kenaikan yaitu untuk petani jagung sebesar hingga 52 persen dan petani padi sebesar hingga 41 persen.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, mengatakan dengan meningkatnya keuntungan, daya beli juga meningkat sehingga petani memiliki kemampuan membeli pupuk non subsidi. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan program itu yaitu bagaimana pemanfaatan pupuk non subsidi untuk produktivitas pertanian.
Baca juga: ASN Bogor ditarget beli 850 ton beras lokal untuk berdayakan petani
Baca juga: Akademikus: milenial tingkatkan produktivitas pertanian dan kemakmuran
Baca juga: MPR ingatkan perlu keberpihakan agar petani makmur
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021