Proses pembangunan sosial Suku Anak Dalam (SAD) membutuhkan dukungan berbagai pihak. Sebagai perwujudan dari rekomendasi Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD (FKPS-SAD), Universitas Jambi menjalankan program yang telah disepakati bersama PT Sari Aditya Loka.

Kerja sama yang ditujukan untuk membangun kemandirian SAD atau Orang Rimba itu dilaksanakan melalui program Matching Fund (MF).

“Kami menyambut baik program ini. Pembangunan sosial SAD membutuhkan sinergi multipihak,” kata  Wahyu Medici Ritonga, Direktur PT SAL, Anak Perusahaan Grup Astra Agro yang bergerak di perkebunan kelapa sawit. Wahyu berharap kerja  sama ini mampu menghasilkan dampak yang signifikan bagi kemandirian dan kesejahteraan komunitas SAD di masa datang.

Matching Fund merupakan platform dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2021 yang dirancang untuk mengakomodir sinergi antara dunia usaha dan perguruan tinggi.

Tim MF Unja yang diketuai Dr Fuad Muchlis sebelumnya melakukan audiensi sekaligus sosialisasi program kepada berbagai pihak terkait untuk menjelaskan konsep, ide dan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Audiensi itu juga diadakan untuk menggali pengalaman dan mendapatkan masukan yang diperlukan.

Selain audiensi, pertemuan konsultatif dengan kelompok sasaran juga dilakukan T=tim Matching Fund Unja. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, Prof Dr Rer Nat  Rayandra Asyhar, M.Si. Hadir dalam pertemuan di aula kantor Camat Air Hitam, Kabupaten Sarolangun pada tanggal 31 Agustus 2021. Camat, kepala desa dan aparatur desa di wilayah sasaran, yakni Desa Lubuk Jering, Pematang Kabau Dan Bukit Suban serta Perwakilan PT SAL iku serta dalam pertemuan itu.

“Terima kasih kepada camat Air Hitam dan para kepala desa yang hadir,” ujar Prof Dr Rer Nat Rayandra Asyhar, M.Si. kita berharap semua pihak dapat memfasilitasi program kolaboratif ini.

Pro Ray menjelaskan bahwa program ini akan memberikan multimanfaat, tidak hanya bagi saudara-saudara kita di SAD dan pemerintah daerah, melainkan juga bagi mahasiswa dan dosen, serta bagi P SAL sebagai mitra.

“Program ini pun merupakan aksi nyata Unja Ddalam ikut serta membantu pemerintah daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Tridharma Perguruan Tinggi,” lanjutnya.

Bagi Unja, daerah ini akan dijadikan desa laboratorium terpadu (DLT). Program MF menjadi wadah bagi mahasiswa dan dosen untuk implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berorientasi indikator kinerja utama (IKU) kementerian.


Ketua Tim Matching Fund Unja, Dr. Fuad Muchlis, menyatakan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh sebuah keinginan untuk mengembangkan jejaring, termasuk dunia usaha dan industri (DUDI) dalam pengembangan IPTEK, yang harus berorientasi pada pemecahan permasalahan di masyarakat.

Dalam konteks SAD yang membutuhkan dukungan percepatan perubahan sosial, maka program matching fund akan fokus pada pemberdayaan ekonomi. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti inventarisir dan pengolahan tanaman obat, membuat demplot tanaman endemik dan kehutanan, renovasi model pendidikan di komunitas SAD serta pengintegrasian sistem sosial Dan budaya SAD dengan pemerintahan formal.

Kegiatan yang didukung penuh oleh Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek DIKTI akan melibatkan sekitar 40 orang mahasiswa dari berbagai disipilin ilmu (Prodi) selama 4 bulan, mulai September hingga Desember 2021.

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021