Daud Yordan adalah petinju sarat pengalaman yang pantang meremehkan lawan, termasuk dalam duel versus petinju Thailand Rachata Khaophimai di Pattaya, Thailand, 19 November 2021.
Dalam duel perebutan gelar WBC International kelas ringan super (63,5kg), secara rekor pertandingan Daud jauh di atas Rachata Khaophimai. Petinju kebanggaan Indonesia itu tercatat melakoni debut profesional pada 25 Agustus 2005.
Sepanjang karier, dia telah melakoni 44 pertandingan dan 40 di antaranya berakhir dengan kemenangan.
Sedangkan sang lawan, melakoni debut profesional pada 31 Mei 2019 dan baru turun di tujuh pertandingan yang semuanya berakhir dengan kemenangan.
Dari data tersebut, Daud lebih diunggulkan. Namun petinju 34 tahun itu enggan meremehkan lawan.
Menurutnya, setiap petinju pasti ingin menampilkan yang terbaik dalam sebuah pertandingan. Untuk itu, dia harus mempersiapkan diri dengan matang dan menunjukkan kapasitasnya sebagai petinju profesional yang bisa dikatakan diperhitungkan.
"Tinju adalah olahraga yang tidak bisa diukur. Ukurannya secara matematis saya sudah lebih dari 40 bertanding dan lawan tujuh kali. secara logika bunyinya saya akan menang," kata Daud kepada ANTARA, Senin.
"Tetapi tinju tidak matematis. Tidak bisa satu tambah satu menjadi dua. Segala sesuatunya bisa terjadi di atas ring. Dalam olahraga tinju, satu pukulan bisa mengubah segalanya dan itu sering terjadi. Saya sendiri tidak pernah menganggap remeh siapa pun," ujar Daud menambahkan.
Terlebih, sambung Daud, pertandingan nanti akan bergulir di kandang lawan. Dia bersama tim terus mengantisipasi segala kemungkinan non-teknis yang terjadi di atas ring.
Saat ini, Daud terus menggenjot persiapan di sasana XBC Boxing Camp, Tangerang Selatan, Banten.
Dalam persiapannya, Daud mendapat bala bantuan dari sejumlah petinju seperti Ongen Saknosiwi, Jansen Hebi Marapu, Stevie Ongen Ferdinandus, Jon Jon Jet, dan yang lainnya.
"Jadi ada banyak mitra latih tanding dan itu sangat membantu saya dalam menyiapkan segala sesuatunya untuk pertandingan nanti," pungkas Daud yang saat berada dalam bimbingan pelatih Edin Diaz.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Dalam duel perebutan gelar WBC International kelas ringan super (63,5kg), secara rekor pertandingan Daud jauh di atas Rachata Khaophimai. Petinju kebanggaan Indonesia itu tercatat melakoni debut profesional pada 25 Agustus 2005.
Sepanjang karier, dia telah melakoni 44 pertandingan dan 40 di antaranya berakhir dengan kemenangan.
Sedangkan sang lawan, melakoni debut profesional pada 31 Mei 2019 dan baru turun di tujuh pertandingan yang semuanya berakhir dengan kemenangan.
Dari data tersebut, Daud lebih diunggulkan. Namun petinju 34 tahun itu enggan meremehkan lawan.
Menurutnya, setiap petinju pasti ingin menampilkan yang terbaik dalam sebuah pertandingan. Untuk itu, dia harus mempersiapkan diri dengan matang dan menunjukkan kapasitasnya sebagai petinju profesional yang bisa dikatakan diperhitungkan.
"Tinju adalah olahraga yang tidak bisa diukur. Ukurannya secara matematis saya sudah lebih dari 40 bertanding dan lawan tujuh kali. secara logika bunyinya saya akan menang," kata Daud kepada ANTARA, Senin.
"Tetapi tinju tidak matematis. Tidak bisa satu tambah satu menjadi dua. Segala sesuatunya bisa terjadi di atas ring. Dalam olahraga tinju, satu pukulan bisa mengubah segalanya dan itu sering terjadi. Saya sendiri tidak pernah menganggap remeh siapa pun," ujar Daud menambahkan.
Terlebih, sambung Daud, pertandingan nanti akan bergulir di kandang lawan. Dia bersama tim terus mengantisipasi segala kemungkinan non-teknis yang terjadi di atas ring.
Saat ini, Daud terus menggenjot persiapan di sasana XBC Boxing Camp, Tangerang Selatan, Banten.
Dalam persiapannya, Daud mendapat bala bantuan dari sejumlah petinju seperti Ongen Saknosiwi, Jansen Hebi Marapu, Stevie Ongen Ferdinandus, Jon Jon Jet, dan yang lainnya.
"Jadi ada banyak mitra latih tanding dan itu sangat membantu saya dalam menyiapkan segala sesuatunya untuk pertandingan nanti," pungkas Daud yang saat berada dalam bimbingan pelatih Edin Diaz.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021