Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Mendalo, BKSDA Provinsi Jambi menambah dua unit kandang untuk meningkatkan kapasitas penampungan primata kecil yang tengah menjalani penanganan sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
"Iya ini kita sudah membuat dua kandang tambahan untuk menampung sementara satwa primata kecil," kata dokter hewan di TPS Mendalo, drh Yuli, Rabu.
Sebelumnya di TPS Mendalo sudah ada kandang-kandang satwa yang diselamatkan atau direhabilitasi dari sitaan, konflik maupun penyerahan suka rela dari masyarakat.
Sementara itu dua kandang primata kecil itu berukuran cukup besar, sekitar tujuh kali delapan meteran yang terbuat dari jeruji besi kurang sedang. Kandang tersebut dibuatkan dengan alas anyaman besi untuk memastikan kondisi kandang tetap bersih dan cocok untuk primata.
Kandang untuk rehabilitasi primata kecil tersebut lebih besar dibandingkan dengan kandang-kandang lainnya yang sudah ada.
"Ini kandang yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Pembangunan fasilitasnya sempat terkendala COVID-19." katanya.
Lokasi kandang baru tersebut berdampingan dengan kandang atau tempat rehabilitasi harimau atau beruang, di bagian bawah dari kawasan tempat penyelamatan satwa itu.
"Sifatnya kan rehabilitasi, lamanya sekitar dua minggu hingga sebulan. Sesuai dengan kondisi satwanya. Bila seminggu sudah siap dirilis ke habitatnya ya kita anterin dan dilepas ke habitatnya," kata Yuli.
Ia mencontohkan, beruang yang sempat konflik dengan manusia dan kena bacokan senjata tajam. Ia dirawat lebih lama. Biasanya hewan yang direhab setelah terlibat konflik dengan manusia biasanya lebih cepat di lepas kembali ke habitatnya bila kondisinya sudah pulih.
"Bila satwa itu diambil dari peliharaan masyarakat, agak lama karena harus memunculkan naluri hewannya untuk kembali ke alam. Kalo yang sudah liar tinggal dilepas ke habitatnya dan mereka pasti akan bisa adaptasi dengan hutan," katanya.
TPS Mendalo dibangun tahun 2019 pada areal seluas 3.000 meter persegi.
Kandang untuk rehabilitasi primata kecil tersebut lebih besar dibandingkan dengan kandang-kandang lainnya yang sudah ada.
"Ini kandang yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Pembangunan fasilitasnya sempat terkendala COVID-19." katanya.
Lokasi kandang baru tersebut berdampingan dengan kandang atau tempat rehabilitasi harimau atau beruang, di bagian bawah dari kawasan tempat penyelamatan satwa itu.
"Sifatnya kan rehabilitasi, lamanya sekitar dua minggu hingga sebulan. Sesuai dengan kondisi satwanya. Bila seminggu sudah siap dirilis ke habitatnya ya kita anterin dan dilepas ke habitatnya," kata Yuli.
Ia mencontohkan, beruang yang sempat konflik dengan manusia dan kena bacokan senjata tajam. Ia dirawat lebih lama. Biasanya hewan yang direhab setelah terlibat konflik dengan manusia biasanya lebih cepat di lepas kembali ke habitatnya bila kondisinya sudah pulih.
"Bila satwa itu diambil dari peliharaan masyarakat, agak lama karena harus memunculkan naluri hewannya untuk kembali ke alam. Kalo yang sudah liar tinggal dilepas ke habitatnya dan mereka pasti akan bisa adaptasi dengan hutan," katanya.
TPS Mendalo dibangun tahun 2019 pada areal seluas 3.000 meter persegi.
Tempat penyelamatan satwa itu juga memiliki sarana dan prasana yang cukup lengkap seperti kantor administrasi, klinik hewan, ruang radiologi, ruang operasi, dan rumah jaga petugas medis.
TPS ini berada di jalan Lintas Sumatra Mendalo darat kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko) Kabupaten Muarojambi yang berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat kota Jambi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021