Seorang siswa SMKN 3 Tulungagung, Jawa Timur, Minggu, terjatuh dengan posisi kepala terbentur rangka besi penyangga set konstruksi dinding panjat sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Insiden itu terjadi di arena pelatihan panjat dinding milik FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) setempat yang ada di kompleks GOR Lembu Peteng, Tulungagung, sekitar pukul 09.30 WIB.
"Kejadian ini di luar jadwal latihan kami (FPTI). Kami juga tidak mengetahui adanya pihak lain (di luar FPTI) yang menggunakan untuk latihan panjat (dinding)," kata Ketua FPTI Tulungagung Aris.
Siswa kelas X bernama Andika Candra Ananta itu mengalami luka serius di bagian kepala dan harus menjalani perawatan medis
Informasi pihak kepolisian, latihan panjat dinding itu diselenggarakan oleh kelompok pecinta alam SMKN 3 Tulungagung. Mereka menggunakan fasilitas dinding panjat yang memang tersedia di sisi timur lapangan parkir GOR Lembu Peteng, karena memang lokasinya terbuka dan tersedia untuk latihan umum.
"Mereka menggelar latihan atas inisiatif sendiri, untuk olahraga (khusus) yang didampingi pelatih," kata Kanit Reskrim Polsek Tulungagung Kota, Iptu Joko Basuki.
Peserta latihan panjat dinding itu ada 15 orang, berikut dua pelatih dari sekolah yang sama.
Kecelakaan terjadi diduga karena instruktur kurang teliti dan kurang ketat dalam mengontrol penggunaan peralatan panjat oleh peserta.
Pengarahan sebenarnya dilakukan. Namun insiden yang dialami peserta latihan panjat dinding saat baru mencapai ketinggian dua meter hingga terjatuh tanpa ada yang bisa menahan tali pengaman, menunjukkan ada kesalahan dalam persiapan panjat.
"Dimungkinkan kesalahan siswa sendiri atau pelatih yang kurang memberikan pengarahan," katanya.
Untuk sementara, lokasi panjat tebing di GOR Lembu Peteng diberi garis Polisi dan dilarang untuk digunakan.
Senada, salah satu pedagang di GOR Lembu Peteng yang enggan disebutkan namanya menyebut kejadian itu begitu cepat.
Dirinya menyayangkan lambanya respon petugas kesehatan saat dihubungi. Padahal RS terdekat berjarak kurang dari 50 meter.
Menurutnya korban tergeletak di lokasi hampir 30 menit lamanya.
Beberapa warga sempat menghubungi RS terdekat, namun mereka berdalih tak ada sopir ambulans, hingga akhirnya korban dibawa menggunakan mobil warga.
"Ada warga yang kebetulan mau COD, akhirnya kita mintai bantuan mengantar ke RS itu," terangnya.
Setelah korban berada di RS Prima Medika, ambulans TEMS merespon laporan warga, dan membawa korban ke RSUD dr. Iskak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Insiden itu terjadi di arena pelatihan panjat dinding milik FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) setempat yang ada di kompleks GOR Lembu Peteng, Tulungagung, sekitar pukul 09.30 WIB.
"Kejadian ini di luar jadwal latihan kami (FPTI). Kami juga tidak mengetahui adanya pihak lain (di luar FPTI) yang menggunakan untuk latihan panjat (dinding)," kata Ketua FPTI Tulungagung Aris.
Siswa kelas X bernama Andika Candra Ananta itu mengalami luka serius di bagian kepala dan harus menjalani perawatan medis
Informasi pihak kepolisian, latihan panjat dinding itu diselenggarakan oleh kelompok pecinta alam SMKN 3 Tulungagung. Mereka menggunakan fasilitas dinding panjat yang memang tersedia di sisi timur lapangan parkir GOR Lembu Peteng, karena memang lokasinya terbuka dan tersedia untuk latihan umum.
"Mereka menggelar latihan atas inisiatif sendiri, untuk olahraga (khusus) yang didampingi pelatih," kata Kanit Reskrim Polsek Tulungagung Kota, Iptu Joko Basuki.
Peserta latihan panjat dinding itu ada 15 orang, berikut dua pelatih dari sekolah yang sama.
Kecelakaan terjadi diduga karena instruktur kurang teliti dan kurang ketat dalam mengontrol penggunaan peralatan panjat oleh peserta.
Pengarahan sebenarnya dilakukan. Namun insiden yang dialami peserta latihan panjat dinding saat baru mencapai ketinggian dua meter hingga terjatuh tanpa ada yang bisa menahan tali pengaman, menunjukkan ada kesalahan dalam persiapan panjat.
"Dimungkinkan kesalahan siswa sendiri atau pelatih yang kurang memberikan pengarahan," katanya.
Untuk sementara, lokasi panjat tebing di GOR Lembu Peteng diberi garis Polisi dan dilarang untuk digunakan.
Senada, salah satu pedagang di GOR Lembu Peteng yang enggan disebutkan namanya menyebut kejadian itu begitu cepat.
Dirinya menyayangkan lambanya respon petugas kesehatan saat dihubungi. Padahal RS terdekat berjarak kurang dari 50 meter.
Menurutnya korban tergeletak di lokasi hampir 30 menit lamanya.
Beberapa warga sempat menghubungi RS terdekat, namun mereka berdalih tak ada sopir ambulans, hingga akhirnya korban dibawa menggunakan mobil warga.
"Ada warga yang kebetulan mau COD, akhirnya kita mintai bantuan mengantar ke RS itu," terangnya.
Setelah korban berada di RS Prima Medika, ambulans TEMS merespon laporan warga, dan membawa korban ke RSUD dr. Iskak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021