Pelaksanaan pembelajaran yang dirasakan saat ini oleh siswa adalah Pembelajaran Tatap Muka (PTM), setelah sekian lama mereka menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sebagian dari mereka merasakan kesulitan dalam menerima dan memahami materi yang diberikan guru melalui WhatsApp Group (WAG) maupaun melalui zoom, karena terkendala keterbatasan SDM dan keterbatasan sarana pra sarana, ini khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas lima SD.
Untuk itu pada saat PTM dilaksanakan disekolah, siswa diajak untuk mengeluarkan ide–idenya dalam membuat pantun nasehat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan memakai masker, menutup wajah, selalu mencuci tangan/ menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak ketika berada di ruangan kelas.
Berbekal pelatihan yang didapatkan lebih kurang sudah memasuki tahun ke-3 dari Program PINTAR Tanoto Foundation, di dalam pembelajaran ini mendorong siswa lebih berani untuk mengeluarkan pendapat, bertanya dan berkomunikasi, baik itu dengan guru maupaun sesama teman sekelas.
Dan yang lebih penting lagi di dalam pembelajaran selalu melibatkan keaktifan siswa. Seperti pada materi membuat pantun dan maknanya, sebelum pembelajaran saya sudah menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencari tahu tentang Pantun Nasehat, siswa dapat menjelaskan makna pantun, bagian-bagian pantun, ciri-ciri pantun dengan benar, kemudian siswa dapat membuat pantun nasehat dalam bermasyarakat dan maknanya dengan tepat.
Di awal pembelajaran siswa diminta untuk berbagi pengalaman tentang pantun. Kemudian siswa menjelaskan bahwa pantun terbagi menjadi pantun anak, pantun muda dan pantun tua.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya masing-masing 4-5 orang. Mereka sudah mempersiapkan satu contoh dari masing-masing mereka tentang pantun nasehat dalam bermasyarakat yang didapat dari buku ataupun internet.
Mengamati pantun nasehat
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa memahami contoh pantun nasehat dalam bermasyarakat yang dibawa masing-masing dari rumah. Siswa diminta menjelaskan makna dan bagian bagian pantun beserta ciri-ciri pantun tersebut dengan benar.
Salah satu kelompok siswa diminta ke depan kelas untuk membuatkan pantun dan maknanya serta membacakannya di depan kelas, dan kelompok lain menanggapinya apakah pantun yang dibacakan kelompok temanmu tadi sudah termasuk pantun nasehat dalam bermasyarakat?
Dan maknanya sudah sesuaikah dengan tema pantun? Ternyata pantun nasehat dan maknanya yang dibacakan dari salah satu kelompok diatas sudah benar dengan maknanya. Dan jawaban yang diberikan kelompok lain juga sudah memuaskan.
Kemudian dalam pengembangan kreatifitas siswa didalam kelompok.
Langkah selanjutnya, secara kelompok siswa mengembangkan idenya dalam membuat pantun nasehat dan maknanya dalam kehidupan bermasyarakat. Ternyata siswa /siswi bersemangat untuk membuat pantun nasehat dan mencurahkannya dalam LKPD kelompok masing-masing.
Senang sekali melihat respon siswa/siswi yang luar biasa, sebagian besar sudah berani mengeluarkan pikiran dan ide-ide mereka tanpa ada rasa takut dan was-was. Hal ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya,mereka banyak diam dan enggan berbicara untuk mengungkapkan pikiranya, karena mereka takut salah untuk menjawab,akan tetapi sekarang mereka sudah berani untuk berpendapat.
Kemudian setelah semua kelompok selesai membuat tugas yang mereka kerjakan masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Adapun unsur-unsur penilaian pada tahap ini adalah: Kesesuaian tema dengan isi pantun ataupun maknanya, bersajak a-b-a- b, jumlah suku kata 8-12 setiap baris, penggunaan kata dan ungkapan yang indah, nada dan intonasi yang sesuai.
Di akhir pembelajaran saya meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah diterima pada hari ini. Kemudian siswa dan siswi diberi penguatan dari jawabannya.
Oleh Nurgusna, S.Pd.Sd, Guru Kelas SDN 07/X Parit Culum 1/ Guru Mitra Program PINTAR Tanoto Foundation
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Sebagian dari mereka merasakan kesulitan dalam menerima dan memahami materi yang diberikan guru melalui WhatsApp Group (WAG) maupaun melalui zoom, karena terkendala keterbatasan SDM dan keterbatasan sarana pra sarana, ini khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas lima SD.
Untuk itu pada saat PTM dilaksanakan disekolah, siswa diajak untuk mengeluarkan ide–idenya dalam membuat pantun nasehat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan memakai masker, menutup wajah, selalu mencuci tangan/ menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak ketika berada di ruangan kelas.
Berbekal pelatihan yang didapatkan lebih kurang sudah memasuki tahun ke-3 dari Program PINTAR Tanoto Foundation, di dalam pembelajaran ini mendorong siswa lebih berani untuk mengeluarkan pendapat, bertanya dan berkomunikasi, baik itu dengan guru maupaun sesama teman sekelas.
Dan yang lebih penting lagi di dalam pembelajaran selalu melibatkan keaktifan siswa. Seperti pada materi membuat pantun dan maknanya, sebelum pembelajaran saya sudah menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencari tahu tentang Pantun Nasehat, siswa dapat menjelaskan makna pantun, bagian-bagian pantun, ciri-ciri pantun dengan benar, kemudian siswa dapat membuat pantun nasehat dalam bermasyarakat dan maknanya dengan tepat.
Di awal pembelajaran siswa diminta untuk berbagi pengalaman tentang pantun. Kemudian siswa menjelaskan bahwa pantun terbagi menjadi pantun anak, pantun muda dan pantun tua.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya masing-masing 4-5 orang. Mereka sudah mempersiapkan satu contoh dari masing-masing mereka tentang pantun nasehat dalam bermasyarakat yang didapat dari buku ataupun internet.
Mengamati pantun nasehat
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa memahami contoh pantun nasehat dalam bermasyarakat yang dibawa masing-masing dari rumah. Siswa diminta menjelaskan makna dan bagian bagian pantun beserta ciri-ciri pantun tersebut dengan benar.
Salah satu kelompok siswa diminta ke depan kelas untuk membuatkan pantun dan maknanya serta membacakannya di depan kelas, dan kelompok lain menanggapinya apakah pantun yang dibacakan kelompok temanmu tadi sudah termasuk pantun nasehat dalam bermasyarakat?
Dan maknanya sudah sesuaikah dengan tema pantun? Ternyata pantun nasehat dan maknanya yang dibacakan dari salah satu kelompok diatas sudah benar dengan maknanya. Dan jawaban yang diberikan kelompok lain juga sudah memuaskan.
Kemudian dalam pengembangan kreatifitas siswa didalam kelompok.
Langkah selanjutnya, secara kelompok siswa mengembangkan idenya dalam membuat pantun nasehat dan maknanya dalam kehidupan bermasyarakat. Ternyata siswa /siswi bersemangat untuk membuat pantun nasehat dan mencurahkannya dalam LKPD kelompok masing-masing.
Senang sekali melihat respon siswa/siswi yang luar biasa, sebagian besar sudah berani mengeluarkan pikiran dan ide-ide mereka tanpa ada rasa takut dan was-was. Hal ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya,mereka banyak diam dan enggan berbicara untuk mengungkapkan pikiranya, karena mereka takut salah untuk menjawab,akan tetapi sekarang mereka sudah berani untuk berpendapat.
Kemudian setelah semua kelompok selesai membuat tugas yang mereka kerjakan masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Adapun unsur-unsur penilaian pada tahap ini adalah: Kesesuaian tema dengan isi pantun ataupun maknanya, bersajak a-b-a- b, jumlah suku kata 8-12 setiap baris, penggunaan kata dan ungkapan yang indah, nada dan intonasi yang sesuai.
Di akhir pembelajaran saya meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah diterima pada hari ini. Kemudian siswa dan siswi diberi penguatan dari jawabannya.
Oleh Nurgusna, S.Pd.Sd, Guru Kelas SDN 07/X Parit Culum 1/ Guru Mitra Program PINTAR Tanoto Foundation
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021