Gubernur Jambi Al Haris mengajak warga provinsi itu untuk menjaga kelestarian Sungai Batanghari yang merupakan  urat  nadi  perekonomian  sekaligus  sungai terpanjang di Sumatera. 

"Harapannya semua masyarakat bisa bersama-sama menjaga kebersihan, kelestarian dan keindahan Sungai Batanghari yang merupakan urat nadi perekonomian warga Jambi yang berada di sekitar aliran sungai," kata Al Haris di Jambi saat mengukuhkan Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jambi tahun 2021-2025 di Jambi, Selasa. 

Selain sebagai urat nadi perekonomian masyarakat, Sungai Batanghari juga merupakan tempat tinggal berbagai jenis habitat air termasuk ikan endemik yang khas  sehingga perlu dilestarikan. 

Gubernur Haris  menyatakan sudah lama memiliki keinginan untuk mengajak mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan yang ada di Provinsi Jambi untuk bekerja sama dalam mengelola dan menjaga Sungai Batanghari agar tetap bersih.

Sehingga air dari Sungai Batanghari tersebut layak untuk dikonsumsi. Namun saat ini kondisi Sungai Batanghari cukup memprihatinkan, air sungai yang dulunya jernih saat ini sudah keruh dan berwarna kecoklatan akibat aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di bagian hulu sungai.

Selain itu prilaku kurang baik  masyarakat yang kerap membuang sampah di Sungai Batanghari turut berdampak terhadap debet dan kualitas air sungai yang terus menurun. 

Menurut Al Haris Dewan Sumber Daya Air memiliki peran penting dan strategis untuk merumuskan kebijakan program dan kegiatan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan ketahanan air dan ketahanan pangan di Provinsi Jambi.

"Dengan dibentuknya Dewan Sumber Daya Air dapat memberikan jaminan kepada masyarakat akan pengelolaan air sesuai amanat undang undang yang menjamin kebutuhan dasar masyarakat  untuk kebutuhan air," kata Al Haris.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendukung Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jambi menjalankan program kerja. Terutama dalam membantu penyelesaian masalah yang ada, seperti eksploitasi air tanah, konflik lahan, degradasi sumber air dan dapat memberikan masukan kepada pemerintah terkait potensi pelanggaran dalam pengelolaan sumber daya air.

Sementara itu Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Kementerian PUPR Lilik Retno Cahyadiningsih mengatakan kondisi pengelolaan sumber daya air saat ini semakin hari semakin komplek yang disebabkan banyak faktor. Diantaranya ketersediaan air, sebab kebutuhan air dari waktu ke waktu terus meningkat. 

Kemudian sering terjadi bencana seperti banjir dan tanah longsor. Alih fungsi lahan dan penambangan ilegal,  PETI serta galian C dan seterusnya. 

"Semua ini perlu upaya-upaya dalam mengurangi permasalahan melalui koordinasi baik ditingkat Provinsi, Kabupaten dan kota dan non pemerintah, maka dari itu terus lakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul," kata Lilik Retno Cahyadiningsih menambahkan.

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021