Dolar sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menempatkannya di jalur untuk kenaikan hari ketiga berturut-turut, karena harga minyak mentah membalikkan pelemahan sebelumnya dan menambah tekanan bagi Federal Reserve untuk agresif dalam memerangi inflasi.

Setelah awalnya menurun, harga minyak rebound menyusul serangan rudal yang menghantam fasilitas penyimpanan perusahaan minyak milik negara Arab Saudi Aramco.

Perang di Ukraina dan mengakibatkan kenaikan harga-harga komoditas telah menambah tekanan inflasi yang sudah tinggi.

Baca juga: Dolar AS menguat didukung data kenaikan lebih besar suku bunga Fed

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,071 persen, dengan euro turun 0,11 persen menjadi 1,0984 dolar AS.

Greenback siap untuk kenaikan yang solid minggu ini, yang akan menandai kenaikan mingguan keenam dalam tujuh pekan terakhir. Dolar telah diuntungkan dari statusnya sebagai tempat berlindung yang aman dan konflik di Ukraina telah mendorong ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga.

"Satu hal yang dapat disepakati semua orang adalah inflasi akan bertahan lebih lama dan banyak yang akan sulit dan itu akan memperumit apa yang dilakukan bank sentral pada akhirnya," kata Edward Moya, analis pasar senior, di Oanda di New York.

"Anda mungkin akan melihat dolar memimpin kenaikan suku bunga, Eropa akan tertinggal dan perbedaan suku bunga akan memberikan beberapa dukungan untuk dolar."

Bergabung dengan analis lain yang telah meningkatkan ekspektasi untuk Fed yang lebih agresif, Bank of America pada Jumat (25/3/2022) mengatakan pihaknya memperkirakan dua kenaikan masing-masing 50 basis poin pada pertemuan Juni dan Juli dengan "risiko" dari mereka yang ditarik ke depan masing-masing ke Mei dan Juni.

Baca juga: Yen hadapi penurunan mingguan ketiga berturut-turut

Citi juga merevisi jalur kebijakan Fed lebih tinggi untuk kenaikan suku bunga, memperkirakan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Mei, Juni, Juli dan September tahun ini.

Data ekonomi menunjukkan kenaikan harga-harga dan suku bunga mulai melumpuhkan beberapa kegiatan ekonomi.

Kontrak untuk membeli rumah bekas di AS turun ke level terendah dalam hampir dua tahun pada Februari, sementara sentimen konsumen sebagian dipengaruhi oleh kenaikan harga bensin, yang mendorong ekspektasi inflasi ke level tertinggi sejak 1981.

Euro menyerahkan keuntungan awal dan melemah, dan berada pada kecepatan untuk penurunan mingguan keenam dalam tujuh pekan, meskipun kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi kemungkinan akan mempertahankannya dalam kisaran yang ketat.

Sentimen bisnis Jerman memburuk pada Maret karena memburuknya masalah rantai pasokan akibat harga bensin yang tinggi dan kekurangan pengemudi, sebuah survei menunjukkan pada Jumat (25/3/2022).

Yen Jepang menguat 0,21 persen versus greenback menjadi 122,07 per dolar setelah mencapai level terendah baru di 122,43, terlemah dalam lebih dari enam tahun, sementara pound Inggris terakhir diperdagangkan pada 1,3187 dolar, naik 0,03 persen hari ini.

Baca juga: Minyak bertengger di 120 dolar setelah serangan ke fasilitas Saudi

Yen berada di bawah tekanan, dengan bank sentral Jepang (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya, berbeda dengan kebanyakan bank sentral lainnya di seluruh dunia.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin terakhir naik 1,24 persen menjadi 44.448,50 dolar AS.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022