Ada banyak praktik baik pembelajaran yang mampu  berpihak pada murid  untuk membuat pembelajaran menyenangkan, siswa menjadi kreatif,  dan pembelajaran itu bisa dilakukan dalam bentuk belajar sambil bermain. Salah satu pembelajaran yang diberikan oleh  Mutiara Palentina, S.Pd, salah seorang  calon guru penggerak  dari SD Negeri 186/ VIII Sapta Mulia Kabupaten Tebo.

Sebagai seorang calon guru penggerak dan berjiwa inovatif. Mutiara menuntunnya untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid, bagaimana  dengan kemampuannya  bisa mendesaian pembelajaran dengan aset yang ada  tetapi pembelajaran tersebut menjadi lebih bearti dan bermakna bagi peserta didik, khususnya peserta didik kelas III.

Siswa kelas III sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya , apalagi pembelajaran yang dikembangkan ibu Mutiara  penuh  dengan kreativitas dan bermain.Topik  dari pembelajaran tersebut adalah  menciptakan alat –alat tranportasi.Topik itu  lahir tema salah satu projek penguatan propil pelajar Pancasila yaitu Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI.

Tema ini sengaja dipilih oleh ibu Mutiara Palentina  dalam mendesain projek  dikarenakan melalui tema ini peserta didik dapat melakukan 1 ) mengasah berbagai keterampilan berpikir sehingga mewujudkan produk teknologi.2) mempelajari sekaligus mempraktikan proses rekayasa ( engineering proces ) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa.3) mengasah keterampilan untuk berkreasi di bidang rekayasa dan membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan –persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi

Sebelum kegiatan dimulai Mutiara sudah memberikan informasi agar siswa menyiapkan alat dan bahan dari rumah, yang akan digunakan untuk pertemuan berikutnya. Siswa diajak untuk mengumpulkan bahan terlebih dahulu, agar mereka siap dalam praktik membuat alat tranportasi. 

Selain menginformasikan ke pada siswa Mutiara juga menjalin kalaborasi dengan orang  tua siswa untuk memperkenalkan project yang akan dibuat oleh anak –anak mereka. 

Kegiatan kalaborasi cukup Mutiara lakukan waktu orang tua siswa menjemput anaknya ke sekolah. Dan kalaborasi ini hasilnya sungguh luar biasa, sebagai rasa peduli mereka terhadap proses belajar anak-anak mereka ketika mengantar anak ke sekolah mereka sudah  menyediakan  beberapa kardus bekas dan alat –alat yang lain .

 Setelah bahan dasar kardus bekas tersedia  Ibu Mutiara  memperkenalkan project yang akan dibuat, langkah berikutnya siswa dibagi dalam kelompok kecil  untuk memunculkan  kegiatan kerjasama atau gotong royong diantara mereka dalam meyelesaikan project. 

Kemudian menerangkan langkah –langkahnya kerja dalam membuat alat tranportasi, siswa diberi kebebasan untuk menciptakan alat tranportasi yang diidolakan mereka dan sesuai dengan imajinasi  mereka dalam kelompok.

Pada saat menentukan alat tranpormasi apa yang dibuat , masing –masing siswa mengemukakan pendapatnya masing –masing walaupun akhirnya ditentukan alat tranportasi apa yang dibuat.

Siswa kelas III sangat antusias mengikuti materi yang diajarkan gurunya, untuk mewujudkan  pembelajaran yang menyenangkan , kreatif dan inovatif  bagi siswa dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya tentang  perkembangan teknologi dan pemanfaatnya, ibu Mutiara  selaku guru Seni Budaya dan Prakarya  menuntun, mengarahkan dan membimbing siswa untuk melakukan praktik project  membuat  rekayasa alat tranportasi dengan memanfaatkan  bahan-bahan dari lingkungan  sekitar yaitu berupa kardus bekas, barang bekas yang dianggap sudah tidak berguna, sehingga hal itu dapat dibuat kerajinan  dan dikreasi  menjadi barang yang berguna.

Pembuatan mobil-mobilan  dari bahan kardus bekas dapat mengembangkan kreatifitas anak untuk lebih berinovasi dalam memanfaatkan dan mendaur ulang  kardus menjadi produk rekayasa , selain  itu diharapkan dalam pembelajaran praktik baik ini  siswa mampu berkreasi dengan menggabungkan teknik potong, lipat, sabung dalam suatu karya keterampilan dengan rapi . Ternyata kardus bekas dapat dijadikan sebuah produk rekayasa yang bernilai seni. 

Pemberian project yang bertema Berekayasa dan berteknologi  untuk membangun NKRI dengan topik Membuat alat-alat Tranportasi sungguh sesuatu kegiatan yang luar biasa dalam menciptakan Profil Pelajar Pancasila, karena ketika siswa dibimbing secara kelompok ini sudah mengambarkan satu  ciri yaitu adanya kegiatan gontong royong, dan ketika kelompok disusun secara heterogen yaitu siswa dari latar belakang berbeda ini sudah mengambarkan ciri berkebinekaan global.Seterusnya waktu siswa mulai membayangkan dan mencoba membuat alat tranportasi rekayasa siswa  sudah melakukan kegiatan bernalar dan berpikir kritis yang nantinya melahirkan kemandirian bagi siswa.

Akhirnya melalui project bertema Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI dengan topik membuat alat Tranportasi , pembelajaran aktif dan menyenangkan bisa dilaksanakan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila bisa dicapai.

Oleh: Murni, S.Pd (Guru SMPN 1 Tebo/ Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation)
 

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022