Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jambi menyalurkan bantuan asupan gizi bagi tiga keluarga yang anak kekurangan gizi atau stunting di Kota Jambi dalam momentum peringatan Hari Keluarga Nasional, Rabu (29/6).
Kegiatan yang dikemas dalam gerebek rumah stunting itu sebagai upaya memberikan pemahaman keluarga dan mengkampanyekan hidup bersih dan sehat serta pola gizi yang baik.
Kegiatan tersebut bersamaan dengan apel siaga program Bapak Asuh Anak Stunting yang diselenggarakan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hadir dalam pemberian bantuan itu, Dandim 0415/Jambi Kolonel Inf Marsal Denny dan Sekda Kota Jambi, A. Ridwan.
Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Munawar Ibrahim mengatakan, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting Provinsi Jambi yakni sebesar 21,03 persen.
Sebab itu, BKKBN Jambi kata Munawar menargetkan penurunan angka stunting di angka 12 persen hingga tahun 2024 mendatang. "Kita sangat ambisius untuk penurunan angka stunting di Jambi ini, " kata Munawar.
Menurutnya, kampanye pencegahan stunting terus digalakkan BKKBN Jambi bersama leading sektor tingkat provinsi Jambi dan kabupaten/kota serta bermitra dengan TNI dan Polri.
Salah satunya dengan sosialisasi hidup sehat dan pola gizi yang baik, hingga ke tingkat desa dan pemahaman dampak stunting bagi tumbuh kembang anak serta cara pemahaman dan pencegahan bagi pasangan usia subur.
Munawar menjelaskan faktor penyebab stunting bukan hanya kekurangan asupan gizi, tapi juga faktor lingkungan. Seperti tidak tersedianya air bersih dan tidak berprilaku hidup bersih dan sehat.
"Oleh karena itu, kesemua ini akan menjadi perhatian nanti. Kalau dulu kan model pendekatan kita dalam hal stunting ini, kesehatan sendiri, lingkungan sendiri, terpisah. Sekarang dikoordinasikan dengan Perpres no 72 tahun 2021, semua kegiatan pencegahan stunting itu harus terintegrasi. Malah untuk di Provinsi Jambi, target kita 12 persen. Sangat ambisius kita," tegas Munawar.
Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni, menjadi semangat baru bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia.
Tema yang diangkat pada Harganas Ke-29 Tahun 2022 masih berfokus pada percepatan penurunan stunting, yakni “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting".
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Selasa (28/06/2022) mengatakan, Harganas kali ini menjadi berbeda karena ada unsur gotong royong pentahelix yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media, melalui apel siaga program Bapak Asuh Anak Stunting yang diselenggarakan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Dalam acara tersebut turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Walikota Yogyakarta Sumadi, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Ketua TP PKK) Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Hasto menjelaskan, nantinya ada 34 kantor Perwakilan BKKBN Provinsi diminta untuk hadir ke rumah-rumah keluarga berisiko stunting. Hasto akan memantau langsung setiap kantor perwakilan secara daring sekaligus memberikan arahan kepada keluarga yang dikunjungi.
“Kita datang sambil berikan bantuan ke keluarga. Itu lah hari keluarga yang betul-betul kita ejawantah kan, kita wujudkan. Pemerintah hadir di tengah rakyat dalam arti di tengah-tengah keluarga yang membutuhkan uluran. Maka di Harganas tahun ini di samping kita ingin menunjukkan fokus perhatian pada stunting, juga ingin menunjukkan bahwa ada unsur gotong royong. Gotong royong nya ini lewat Bapak Asuh Anak Stunting,” ujarnya.
Hasto menuturkan, KASAD Dudung Abdurachman menjadi tokoh publik yang memiliki antusias tinggi terhadap program Bapak Asuh Anak Stunting yang digagas oleh BKKBN. Dudung, kata Hasto, nantinya akan menjadi donatur untuk ratusan anak berisiko stunting.
Atas perannya tersebut, BKKBN akan mengukuhkan KASAD Dudung Abdurachman menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting karena kepeduliannya terhadap masalah stunting. Hasto berharap hal tersebut dapat diikuti oleh tokoh publik hingga masyarakat lainnya.
“Nah BKKBN sendiri juga tidak ketinggalan. Tentu para ASN jajaran di birokrat ini juga saling gotong royong semampunya, seikhlasnya untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting,” tuturnya.
Hasto berharap dalam kick off acara tersebut dapat menjaring seribu anak asuh yang akan diambil oleh Bapak Asuh Anak Stunting, sehingga representasi tema dalam Harganas tahun ini yang penuh dengan gotong royong bisa terealisasi dengan baik.
Mantan Bupati Kulonprogo ini menambahkan, selain gerakan gotong royong pentahelix, BKKBN juga akan menggerakkan produk lokal sebagai solusi makanan bergizi seimbang yang bisa diolah melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap desa.
“Sehingga nanti kalau ada dermawan bapak asuh ini mau membantu makanan kalau perlu dimasak di desa itu sudah ada dapurnya, ada timnya Dashat. Dashat ini dibangun untuk mengaktualisasikan produk lokal tadi,” ujarnya.
Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24% masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevalensi stunting kurang dari 20%.
Berbagai upaya telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevalensi 37,8% dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6% dan saat ini berada pada angka 24%.
BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
Kegiatan yang dikemas dalam gerebek rumah stunting itu sebagai upaya memberikan pemahaman keluarga dan mengkampanyekan hidup bersih dan sehat serta pola gizi yang baik.
Kegiatan tersebut bersamaan dengan apel siaga program Bapak Asuh Anak Stunting yang diselenggarakan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hadir dalam pemberian bantuan itu, Dandim 0415/Jambi Kolonel Inf Marsal Denny dan Sekda Kota Jambi, A. Ridwan.
Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Munawar Ibrahim mengatakan, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting Provinsi Jambi yakni sebesar 21,03 persen.
Sebab itu, BKKBN Jambi kata Munawar menargetkan penurunan angka stunting di angka 12 persen hingga tahun 2024 mendatang. "Kita sangat ambisius untuk penurunan angka stunting di Jambi ini, " kata Munawar.
Menurutnya, kampanye pencegahan stunting terus digalakkan BKKBN Jambi bersama leading sektor tingkat provinsi Jambi dan kabupaten/kota serta bermitra dengan TNI dan Polri.
Salah satunya dengan sosialisasi hidup sehat dan pola gizi yang baik, hingga ke tingkat desa dan pemahaman dampak stunting bagi tumbuh kembang anak serta cara pemahaman dan pencegahan bagi pasangan usia subur.
Munawar menjelaskan faktor penyebab stunting bukan hanya kekurangan asupan gizi, tapi juga faktor lingkungan. Seperti tidak tersedianya air bersih dan tidak berprilaku hidup bersih dan sehat.
"Oleh karena itu, kesemua ini akan menjadi perhatian nanti. Kalau dulu kan model pendekatan kita dalam hal stunting ini, kesehatan sendiri, lingkungan sendiri, terpisah. Sekarang dikoordinasikan dengan Perpres no 72 tahun 2021, semua kegiatan pencegahan stunting itu harus terintegrasi. Malah untuk di Provinsi Jambi, target kita 12 persen. Sangat ambisius kita," tegas Munawar.
Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni, menjadi semangat baru bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia.
Tema yang diangkat pada Harganas Ke-29 Tahun 2022 masih berfokus pada percepatan penurunan stunting, yakni “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting".
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Selasa (28/06/2022) mengatakan, Harganas kali ini menjadi berbeda karena ada unsur gotong royong pentahelix yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media, melalui apel siaga program Bapak Asuh Anak Stunting yang diselenggarakan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Dalam acara tersebut turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Walikota Yogyakarta Sumadi, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Ketua TP PKK) Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Hasto menjelaskan, nantinya ada 34 kantor Perwakilan BKKBN Provinsi diminta untuk hadir ke rumah-rumah keluarga berisiko stunting. Hasto akan memantau langsung setiap kantor perwakilan secara daring sekaligus memberikan arahan kepada keluarga yang dikunjungi.
“Kita datang sambil berikan bantuan ke keluarga. Itu lah hari keluarga yang betul-betul kita ejawantah kan, kita wujudkan. Pemerintah hadir di tengah rakyat dalam arti di tengah-tengah keluarga yang membutuhkan uluran. Maka di Harganas tahun ini di samping kita ingin menunjukkan fokus perhatian pada stunting, juga ingin menunjukkan bahwa ada unsur gotong royong. Gotong royong nya ini lewat Bapak Asuh Anak Stunting,” ujarnya.
Hasto menuturkan, KASAD Dudung Abdurachman menjadi tokoh publik yang memiliki antusias tinggi terhadap program Bapak Asuh Anak Stunting yang digagas oleh BKKBN. Dudung, kata Hasto, nantinya akan menjadi donatur untuk ratusan anak berisiko stunting.
Atas perannya tersebut, BKKBN akan mengukuhkan KASAD Dudung Abdurachman menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting karena kepeduliannya terhadap masalah stunting. Hasto berharap hal tersebut dapat diikuti oleh tokoh publik hingga masyarakat lainnya.
“Nah BKKBN sendiri juga tidak ketinggalan. Tentu para ASN jajaran di birokrat ini juga saling gotong royong semampunya, seikhlasnya untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting,” tuturnya.
Hasto berharap dalam kick off acara tersebut dapat menjaring seribu anak asuh yang akan diambil oleh Bapak Asuh Anak Stunting, sehingga representasi tema dalam Harganas tahun ini yang penuh dengan gotong royong bisa terealisasi dengan baik.
Mantan Bupati Kulonprogo ini menambahkan, selain gerakan gotong royong pentahelix, BKKBN juga akan menggerakkan produk lokal sebagai solusi makanan bergizi seimbang yang bisa diolah melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap desa.
“Sehingga nanti kalau ada dermawan bapak asuh ini mau membantu makanan kalau perlu dimasak di desa itu sudah ada dapurnya, ada timnya Dashat. Dashat ini dibangun untuk mengaktualisasikan produk lokal tadi,” ujarnya.
Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24% masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevalensi stunting kurang dari 20%.
Berbagai upaya telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevalensi 37,8% dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6% dan saat ini berada pada angka 24%.
BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022