Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kalangan nelayan merupakan pahlawan protein bagi seluruh bangsa Indonesia.
Oleh karena itu ketika pemerintah memutuskan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pihaknya berkomunikasi dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta melaporkan langsung ke Presiden Joko Widodo bahwa harus ada solusi bagi nelayan terkait dengan kenaikan harga BBM tersebut.
Menurut dia, pihaknya bersama dengan Menkop UKM dan Pertamina langsung menggelar rapat untuk mencoba memberikan solusi kepada nelayan.
"Dan tentu solusi ini tidak mungkin berjalan kalau tidak didukung sahabat saya, Pak Adi (Adistrya Suryo Sulisto, red.), Komisi VI (DPR RI), juga dari pemerintah daerah, dan dari koperasi yang ingin bekerja sama dengan kita di seluruh Indonesia," katanya sembari menunjuk ke arah anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto yang menghadiri acara tersebut.
Menteri BUMN mengatakan pihaknya tidak hanya memberikan solusi kepada kebutuhan nelayan, juga mendorong adanya program-program untuk perbaikan kehidupan nelayan.
Salah satunya, kata dia, meminta Pertamina memberikan program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) untuk keluarga nelayan.
"Dan hari ini (17/9) juga tentu Program Solusi Nelayan ini tidak sekadar BBM," kata Erick sembari memanggil dua perwakilan nelayan untuk naik ke panggung.
Setelah dua perwakilan nelayan yang terdiri atas Angelina dan Talya berada di atas panggung, Menteri Erick langsung berdialog dengan mereka.
Dalam kesempatan itu, Angelina yang merupakan pemilik kapal menyampaikan beberapa harapan nelayan, antara lain penambahan kuota BBM bersubsidi untuk nelayan, adanya perhatian bagi nelayan kecil khususnya kemudahan untuk mengurus dokumen pembelian BBM, serta tidak ada lagi kenaikan harga BBM.
Sementara Talya mengeluhkah tentang turunnya harga ikan hasil tangkapan nelayan.
Terkait dengan hal itu, Menteri BUMN mengatakan jika saat sekarang sudah ada 4 juta kiloliter BBM jenis Solar untuk nelayan Cilacap.
"Tetapi untuk masalah Pertalite, nanti kita coba laporkan," katanya.
Khusus untuk pengurusan dokumen pembelian BBM, dia mengaku telah mencatat permasalahan tersebut dan jika bisa, rekomendasi pembelian Solar dilakukan secara daring sehingga tidak perlu bolak-balik.
Saat menanggapi harapan nelayan agar tidak ada lagi kenaikan harga BBM, Erick mengatakan kalau bisa, harga BBM justru malah turun, jangan naik.
"Ini kan harga BBM dunia 105 (dolar), dulu 65 dolar, sekarang rata-rata masih di 97 dolar. Kalau nanti turun, ya turun," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya bersama Menkop UKM Teten Masduki juga akan memberikan solusi untuk nelayan.
Dalam hal ini, pemerintah berencana untuk membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga sesuai pasaran dan pembeliannya dilakukan lewat koperasi.
"Kita coba nanti dan pertama, pilot project-nya juga kita sepakati di Cilacap," katanya.
Kendati demikian, Menteri Erick mengatakan ikan hasil tangkapan nelayan tersebut harus distandarisasi karena pembelinya tidak hanya dari dalam negeri, juga dari luar negeri. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022