Setelah jatuh sebelumnya, sterling menguat terhadap dolar pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul pembelian obligasi pemerintah Inggris oleh bank sentral Inggris (BoE), meredam kemajuan greenback secara luas setelah menyentuh level tertinggi baru dalam 20 tahun terakhir.

BoE mengatakan menerima penawaran senilai 2,587 miliar pound (2,78 miliar dolar AS) dalam operasi pembelian kembali obligasi pertamanya yang bertujuan untuk menstabilkan pasar, dan hanya menerima senilai 1,025 miliar pound. Bank sentral telah berkomitmen untuk membeli sebanyak mungkin obligasi pemerintah jangka panjang, yang dikenal sebagai gilts, sesuai kebutuhan antara Rabu (28/9/2022) dan 14 Oktober.

Saat pasar mencoba mencerna apa arti pergerakan pound, mata uang ini mengalami maju-mundur selama sesi Rabu (28/9/2022), melompat setinggi 1,09165 dolar dan jatuh serendah 1,05390 dolar. Sterling terakhir menguat 1,51 persen pada 1,08921 dolar.

Intervensi BoE mendorong perdagangan mata uang secara luas, menurut Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo

"Anda mengalami tekanan keuangan di mana-mana. Imbal hasil meningkat dan dolar naik. Itu semacam memberi makan pada dirinya sendiri. Kami membutuhkan sesuatu atau seseorang untuk menghentikan tekanan keuangan dan kepanikan keuangan yang terjadi. BoE masuk ke sana," kata Nelson.

"Meringankan tekanan keuangan telah membantu sterling dan mata uang lainnya reli terhadap dolar," tambahnya.

Tapi bantuan untuk sterling mungkin bersifat sementara karena Inggris masih harus berurusan dengan tren makro seperti inflasi yang tinggi.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022