Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Provinsi Jambi melakukan mitigasi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan puting beliung di daerah tersebut mengingat saat ini sudah musim hujan.
"Dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi sesuai update cuaca dari BMKG sudah memberikan rilis di mana November sudah masuk musim penghujan dengan intensitas hujan sudah masuk kategori lebat hingga tinggi dan prediksi berlangsung hingga Januari," kata Pelaksana Harian Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Jambi Dody Chandra di Jambi, Selasa.
Mitigasi potensi bencana yang dilakukan BPBD Provinsi Jambi dengan berbagai langkah, antara lain mengirim surat kepada pemerintah kabupaten dan kota perihal peringatan diri dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir maupun longsor, serta penjelasan mengenai apa saja yang harus diperhatikan oleh pemerintah kabupaten dan kota dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi.
Pihaknya juga meminta pemkab dan pemkot meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait dan aparatur di daerah setempat, melakukan sosialisasi dan edukasi peringatan dini bencana menggunakan media elektronik dan media sosial.
"Untuk upaya mitigasi seperti membersihkan aluran air, netralisasi sungai, vegetasi tumbuhan berakar kuat, membuat dinding menahan tebing dan lainnya," katanya.
BPBD Provinsi Jambi juga meminta pemkab dan pemkot koordinasi dengan lembaga terkait dalam penyebarluasan informasi tentang kemungkinan bencana.
Dia menjelaskan daerah perlu penyiapan dan sosialisasi jalur evakuasi yang aman dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan sumber daya di daerah, dan apabila diperlukan dapat menetapkan status keadaan darurat bencana serta membentuk pos komando.
"Kami sudah menyurati kabupaten dan kota untuk menyiapkan diri antisipasi bencana hidrometeorologi," katanya.
Dia menyebutkan beberapa kabupaten dan kota yang memiliki potensi bencana hidrometeorologi, yakni Kabupaten Bungo dan Merangin menjadi daerah dengan potensi banjir paling besar, sedangkan potensi longsor di Bungo, Merangin, Kerinci dan Sungai Penuh, serta potensi angin puting beliung di Kota Jambi, Muarojambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
"Kalau banjir di seluruh kabupaten kota, hanya saja ada titik-titiknya tapi yang paling tinggi Bungo dan Merangin ada beberapa kecamatan di kabupaten tersebut," katanya.
Pihaknya saat ini sudah mendapatkan surat dari Kementerian Dalam Negeri terkait dengan langkah dan upaya dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
"Isi suratnya hampir sama seperti apa yang kami surati ke kabupaten/kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
"Dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi sesuai update cuaca dari BMKG sudah memberikan rilis di mana November sudah masuk musim penghujan dengan intensitas hujan sudah masuk kategori lebat hingga tinggi dan prediksi berlangsung hingga Januari," kata Pelaksana Harian Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Jambi Dody Chandra di Jambi, Selasa.
Mitigasi potensi bencana yang dilakukan BPBD Provinsi Jambi dengan berbagai langkah, antara lain mengirim surat kepada pemerintah kabupaten dan kota perihal peringatan diri dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir maupun longsor, serta penjelasan mengenai apa saja yang harus diperhatikan oleh pemerintah kabupaten dan kota dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi.
Pihaknya juga meminta pemkab dan pemkot meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait dan aparatur di daerah setempat, melakukan sosialisasi dan edukasi peringatan dini bencana menggunakan media elektronik dan media sosial.
"Untuk upaya mitigasi seperti membersihkan aluran air, netralisasi sungai, vegetasi tumbuhan berakar kuat, membuat dinding menahan tebing dan lainnya," katanya.
BPBD Provinsi Jambi juga meminta pemkab dan pemkot koordinasi dengan lembaga terkait dalam penyebarluasan informasi tentang kemungkinan bencana.
Dia menjelaskan daerah perlu penyiapan dan sosialisasi jalur evakuasi yang aman dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan sumber daya di daerah, dan apabila diperlukan dapat menetapkan status keadaan darurat bencana serta membentuk pos komando.
"Kami sudah menyurati kabupaten dan kota untuk menyiapkan diri antisipasi bencana hidrometeorologi," katanya.
Dia menyebutkan beberapa kabupaten dan kota yang memiliki potensi bencana hidrometeorologi, yakni Kabupaten Bungo dan Merangin menjadi daerah dengan potensi banjir paling besar, sedangkan potensi longsor di Bungo, Merangin, Kerinci dan Sungai Penuh, serta potensi angin puting beliung di Kota Jambi, Muarojambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
"Kalau banjir di seluruh kabupaten kota, hanya saja ada titik-titiknya tapi yang paling tinggi Bungo dan Merangin ada beberapa kecamatan di kabupaten tersebut," katanya.
Pihaknya saat ini sudah mendapatkan surat dari Kementerian Dalam Negeri terkait dengan langkah dan upaya dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
"Isi suratnya hampir sama seperti apa yang kami surati ke kabupaten/kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022