Dosen dan peneliti dari Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (Unja) Uce Lestari memperkenalkan inovasi hasil penelitiannya berupa lotion pelembab kulit berbahan minyak sawit mentah atau CPO.
"Dari hasil penelitian diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah dari minyak sawit mentah atau CPO yang banyak dihasilkan oleh pabrik-pabrik minyak kelapa sawit yang berada di sekitar wilayah Jambi, menjadi suatu bentuk inovasi produk tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat ," kata Uce Lestari seperti dikutip dari laman resmi Unja, Selasa.
Hasil penelitian Uce Lestari berbentuk ketersediaan kosmetik lotion sebagai emolien pada kulit dengan konsentrasi lima persen minyak sawit mentah dan 15 persen minyak sawit murni.
Penelitian awalnya bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas ketersediaan lotion sebagai emolien dari minyak sawit murni dan minyak sawit mentah dengan basis minyak dalam air.
Data yang dihasilkan secara deskriptif menyatakan bahwa dari 10 orang panelis yang masing-masingnya diuji kelembaban kulitnya sebelum dan sesudah penggunaan lotion menggunakan alat skin analyzer, dihasilkan bahwa lotion minyak sawit mentah dengan konsentrasi 5 persen dan lotion minyak sawit murni dengan konsentrasi 15 persen , memiliki kadar air melebihi 50 persen dengan kategori kulit lembab.
"Perbedaan ini berasal dari perbedaan kandungan asam lemak jenuh yang dikandung oleh minyak sawit tersebut," katanya.
Berdasarkan hal tersebut, Uce mendapati potensi minyak sawit mentah (CPO) dapat diolah menjadi lotion sebagai emolien atau pelembab kulit yang lebih baik efektifitasnya dibandingkan lotion minyak sawit murni.
Hal ini disebakan karena lotion CPO mempunyai sifat sangat mudah diabsorbsi kulit dan kandungan asam palmitat dalam minyak sawit mentah sangat tinggi sebagai pelembab kulit, sehingga kulit menjadi lembab, lembut, halus, dan cerah.
Ia menyebutkan bentuk kosmetik lotion pelembab kulit dari bahan baku minyak sawit mentah. Dengan adanya lotion alami pelembab kulit berbahan dasar dari minyak sawit mentah, dapat menjadi produk unggulan Universitas Jambi yang dapat segera dikomersilkan.
"Saat ini Palme Lotion telah memiliki Hak Cipta Merek Dagang dan sedang pengajuan Hak Paten Sederhana,” jelas Uce Lestari.
Potensi perkebunan kelapa sawit di Jambi sejak tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya, hal ini karena Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan potensi sumber daya alam perkebunan kelapa sawit, serta didukung oleh seluruh sektor salah industri minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oli (CPO), yang dapat dijadikan produk dalam bidang industri dan juga kosmetik. Namun, olahan kelapa sawit masih sebatas CPO pada umumnya.
CPO dikenal sebagai minyak sawit mentah dengan ciri berwarna merah karena kandungan beta karoten yang tinggi. Asam lemak yang terkandung pada minyak sawit mentah sebagian besar adalah asam lemak jenuh, yaitu asam palmitat 32-59 persen. Sedangkan minyak sawit murni mengandung asam linoleat sebesar 5-11 persen yang berfungsi sebagai pelembab (emolien) pada kulit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
"Dari hasil penelitian diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah dari minyak sawit mentah atau CPO yang banyak dihasilkan oleh pabrik-pabrik minyak kelapa sawit yang berada di sekitar wilayah Jambi, menjadi suatu bentuk inovasi produk tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat ," kata Uce Lestari seperti dikutip dari laman resmi Unja, Selasa.
Hasil penelitian Uce Lestari berbentuk ketersediaan kosmetik lotion sebagai emolien pada kulit dengan konsentrasi lima persen minyak sawit mentah dan 15 persen minyak sawit murni.
Penelitian awalnya bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas ketersediaan lotion sebagai emolien dari minyak sawit murni dan minyak sawit mentah dengan basis minyak dalam air.
Data yang dihasilkan secara deskriptif menyatakan bahwa dari 10 orang panelis yang masing-masingnya diuji kelembaban kulitnya sebelum dan sesudah penggunaan lotion menggunakan alat skin analyzer, dihasilkan bahwa lotion minyak sawit mentah dengan konsentrasi 5 persen dan lotion minyak sawit murni dengan konsentrasi 15 persen , memiliki kadar air melebihi 50 persen dengan kategori kulit lembab.
"Perbedaan ini berasal dari perbedaan kandungan asam lemak jenuh yang dikandung oleh minyak sawit tersebut," katanya.
Berdasarkan hal tersebut, Uce mendapati potensi minyak sawit mentah (CPO) dapat diolah menjadi lotion sebagai emolien atau pelembab kulit yang lebih baik efektifitasnya dibandingkan lotion minyak sawit murni.
Hal ini disebakan karena lotion CPO mempunyai sifat sangat mudah diabsorbsi kulit dan kandungan asam palmitat dalam minyak sawit mentah sangat tinggi sebagai pelembab kulit, sehingga kulit menjadi lembab, lembut, halus, dan cerah.
Ia menyebutkan bentuk kosmetik lotion pelembab kulit dari bahan baku minyak sawit mentah. Dengan adanya lotion alami pelembab kulit berbahan dasar dari minyak sawit mentah, dapat menjadi produk unggulan Universitas Jambi yang dapat segera dikomersilkan.
"Saat ini Palme Lotion telah memiliki Hak Cipta Merek Dagang dan sedang pengajuan Hak Paten Sederhana,” jelas Uce Lestari.
Potensi perkebunan kelapa sawit di Jambi sejak tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya, hal ini karena Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan potensi sumber daya alam perkebunan kelapa sawit, serta didukung oleh seluruh sektor salah industri minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oli (CPO), yang dapat dijadikan produk dalam bidang industri dan juga kosmetik. Namun, olahan kelapa sawit masih sebatas CPO pada umumnya.
CPO dikenal sebagai minyak sawit mentah dengan ciri berwarna merah karena kandungan beta karoten yang tinggi. Asam lemak yang terkandung pada minyak sawit mentah sebagian besar adalah asam lemak jenuh, yaitu asam palmitat 32-59 persen. Sedangkan minyak sawit murni mengandung asam linoleat sebesar 5-11 persen yang berfungsi sebagai pelembab (emolien) pada kulit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022