Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari sesi sebelumnya setelah diberitakan bahwa pasokan minyak ke Hongaria melalui pipa minyak Druzhba telah dihentikan sementara karena penurunan tekanan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terangkat 72 sen menjadi menetap di 93,86 dolar AS per barel, setelah jatuh 2,85 dolar AS pada Senin (14/11/2022).

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,05 dolar AS menjadi ditutup di 86,92 dolar AS per barel, setelah merosot 3,09 dolar AS di sesi sebelumnya.

Monopoli pipa milik negara Rusia Transneft telah diberitahu oleh Ukraina tentang gangguan pipa, kantor berita RIA mengutip Transneft mengatakan pada Selasa (15/11/2022).

Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan sedang menyelidiki laporan yang belum dikonfirmasi bahwa rudal Rusia menyebabkan ledakan yang menewaskan dua orang di sebuah desa Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina.

Larangan Uni Eropa untuk minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut, akan dimulai pada 5 Desember, berarti 1,1 juta barel per hari (bph) harus diganti, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Selasa (15/11/2022).

"Ketika Anda melihat apa yang kami lihat dari IEA tentang persediaan minyak global, itu seharusnya sangat bullish," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Menambah dukungan untuk harga minyak, harga produsen AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan pada Oktober, lebih banyak bukti inflasi mulai mereda, yang dapat memungkinkan Federal Reserve untuk memperlambat kenaikan suku bunga yang agresif.

Indeks-indeks Wall Street naik setelah data tersebut, sementara indeks dolar AS melemah, membuat minyak berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Data inflasi cukup positif. Saham-saham lepas landas dari itu dan sepertinya kita terseret lebih tinggi sekarang," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York. "Kami masih dalam efek dolar terbalik di sini."

IEA memperkirakan bahwa prospek ekonomi yang suram akan menempatkan penggunaan minyak global pada jalur untuk berkontraksi hampir seperempat juta barel per hari pada kuartal keempat 2022 tahun ke tahun, dengan pertumbuhan permintaan melambat menjadi 1,6 juta barel per hari pada 2023 dari 2,1 juta barel per hari tahun ini.

Dalam pasokan AS, stok minyak mentah diperkirakan turun sekitar 300.000 barel dalam sepekan hingga 11 November, jajak pendapat Reuters menunjukkan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API) yang dijadwalkan pada pukul 21.30 GMT dan laporan resmi Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Rabu pagi.

Di China, kasus COVID meningkat lebih lanjut, termasuk di ibu kota Beijing, dan pertumbuhan produksi pabrik negara tersebut melambat.

Bank investasi JPMorgan memangkas perkiraan triwulanan dan setahun penuh untuk pertumbuhan ekonomi di China. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2022 untuk kelima kalinya sejak April, mengutip meningkatnya tantangan ekonomi termasuk inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022