Harga minyak stabil setelah mencapai level tertinggi tiga minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena dimulainya kembali beberapa pabrik energi AS yang ditutup oleh badai musim dingin mengimbangi kenaikan yang berasal dari harapan pemulihan permintaan setelah China melonggarkan pembatasan COVID-19.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menguat 41 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di 84,33 dolar AS per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari turun tipis tiga sen menjadi ditutup pada 79,53 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan mencapai level tertinggi sejak 5 Desember di awal sesi. Pasar Inggris dan AS ditutup pada Senin (26/12/2022) untuk liburan Natal.

Kilang-kilang di sepanjang Gulf Coast mulai melanjutkan operasi dan meningkatkan produksi setelah ledakan Arktik mengirimkan suhu jauh di bawah titik beku dan menyebabkan hilangnya daya listrik, instrumentasi, dan uap di fasilitas di sepanjang Gulf Coast AS.

Dingin juga memotong produksi minyak dan gas dari North Dakota hingga Texas.

Produksi sekitar 450.000-500.000 barel minyak per hari dibatasi selama akhir pekan Natal di ladang minyak Bakken, kata Otoritas Pipa North Dakota, menambahkan bahwa operator bekerja dengan cepat untuk memulihkan produksi yang hilang.

"Cuaca AS diperkirakan membaik minggu ini, yang berarti reli mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama," kata Kepala Analis Fujitomi Securities, Kazuhiko Saito.

China akan berhenti mewajibkan pelancong masuk untuk melakukan karantina, mulai 8 Januari, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Senin (26/12/2022) dalam langkah besar menuju pelonggaran pembatasan di perbatasan yang sebagian besar telah ditutup sejak 2020.

"Ini tentu sesuatu yang diharapkan oleh para pedagang dan investor," kata Analis Avatrade, Naeem Aslam.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (27/12/2022) juga menandatangani dekrit yang melarang pasokan minyak dan produk minyak ke negara-negara yang berpartisipasi dalam pembatasan harga mulai 1 Februari selama lima bulan. Kekhawatiran atas kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia juga memberikan dukungan harga.

Rusia mungkin memangkas produksi minyak sebesar 5,0 persen hingga 7,0 persen pada awal 2023 sebagai tanggapan terhadap pembatasan harga, kantor berita RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada Jumat (23/12/2022).
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022