Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pada Senin (10/4/2023) bahwa 44 negara telah menyatakan minatnya untuk meminjam dari Resilience and Sustainability Trust atau pembiayaan lunak jangka panjang senilai 40 miliar dolar AS setelah lima negara pertama mengatur pinjamannya.

Fasilitas ini dibuat tahun lalu untuk membantu menyalurkan kelebihan cadangan Special Drawing Rights (Hak Penarikan Khusus) IMF dari negara-negara kaya ke negara-negara berpenghasilan menengah yang miskin dan rentan untuk menyediakan pembiayaan lunak jangka panjang buat kebutuhan seperti adaptasi perubahan iklim dan transisi ke sumber energi yang lebih bersih.

Georgieva mengatakan pada acara Komite Bretton Woods pada awal pekan pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia bahwa "antrean yang sehat" negara-negara adalah tanda bahwa sumber daya fasilitas ketahanan perlu ditingkatkan ke tingkat yang jauh lebih tinggi.

Georgieva mengatakan sumber daya fasilitas saat ini sekitar 40 miliar dolar AS "berukuran sedang". Rwanda, Barbados, Kosta Rika, Bangladesh, dan Jamaika telah mencapai kesepakatan untuk program pinjaman dari fasilitas tersebut, yang dilengkapi dengan persyaratan kebijakan ekonomi tertentu seperti memenuhi target fiskal.

Komentarnya muncul saat IMF dan negara-negara anggota Bank Dunia akan membahas cara untuk secara dramatis meningkatkan pinjaman terkait iklim dan investasi sektor swasta minggu ini buat memenuhi kebutuhan yang diperkirakan triliunan dolar setahun guna memenuhi target pengurangan emisi.

"Jadi 40 miliar dolar AS bukanlah solusinya sendiri, tetapi ini adalah kontribusi untuk solusi, jika membantu menghilangkan hambatan untuk investasi skala besar, terutama investasi swasta, di negara-negara emerging market dan berkembang," kata Georgieva.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023