Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin merosot tertekan laporan cadangan devisa Indonesia April 2023 yang menurun.
"Rupiah melemah, tertekan oleh data cadangan devisa yang secara mengejutkan turun dibandingkan bulan lalu menjadi 144,2 miliar dolar AS," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Lukman menuturkan cadangan devisa Indonesia April 2023 tersebut juga lebih rendah dari perkiraan pasar untuk kenaikan ke 146 miliar dolar AS.
Sementara itu, investor menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). AS diperkirakan melaporkan angka inflasi harga konsumen untuk April pada Rabu (10/5/2023), yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang pergerakan suku bunga di tengah ekspektasi luas bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Prakiraan indeks harga konsumen (IHK) utama dan inti pada April adalah untuk kenaikan 0,4 persen dengan laju inflasi inti tahunan melambat hanya menjadi 5,5 persen.
Suku bunga berjangka AS memberi perkiraan sekitar sepertiga peluang penurunan suku bunga segera setelah Juli, menurut alat FedWatch CME - meskipun data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada Jumat (5/5/2023) menunjukkan bahwa itu mungkin terlalu dini.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (5/5) bahwa pemberi kerja AS menambahkan 253.000 pekerjaan pada April, kenaikan terbaik sejak Januari. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen pada April, setara dengan pembacaan terendah sejak 1969.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.682 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.680 per dolar AS hingga Rp14.722 per dolar AS.
Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menurun ke posisi Rp14.709 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.674 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023