Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan penggunaan bibit unggul mampu memperbaiki produktivitas kelapa sawit yang saat ini masih belum optimal di Indonesia.

"Bibit dengan produktivitas tinggi dan berkualitas perlu terus dieksplorasi dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi nasional," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Puji menuturkan BRIN masih fokus ke pengembangan teknologi pendukung sawit dalam mengoptimalkan produksi. Adapun pengembangan varietas unggul tergantung dengan ketersediaan materi genetik yang masih dalam proses.

Bila bibit sawit bagus, optimalisasi produksi dapat didukung melalui pemupukan yang tepat, pengendalian hama penyakit, termasuk mengintegrasikan dengan teknologi kecerdasan buatan atau penggunaan teknologi biologi, seperti pemanfaatan hayati dan teknologi mikroba, serta teknologi budi daya relevan lainnya.

BRIN tak hanya memfokuskan terhadap upaya mendorong kualitas bibit sawit dan pupuk, tetapi juga memperhitungkan keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan.

"Produksi kelapa sawit sangat bergantung pada pemupukan untuk memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Sementara pupuk sintetis konvensional biasa digunakan dalam budi daya kelapa sawit, minat petani terhadap pupuk alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin meningkat," ujar Puji.

Pupuk kandang dan pupuk kompos merupakan bahan penting pupuk organik yang meningkatkan kesuburan tanah dan nutrisi, serta peningkatan aktivitas mikroba.

Puji mengatakan alternatif pupuk organik bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit, karena pupuk organik mengandung mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.

Mikroorganisme itu membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah, mengendalikan patogen tanaman, dan meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023