Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menegaskan diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit berarti melanggar kepentingan dan keamanan nasional lantaran kelapa sawit bukan sekadar komoditas biasa bagi Indonesia.

“Minyak kelapa sawit adalah kepentingan nasional yang strategis karena berkontribusi 3,5 persen terhadap PDB. Oleh karena itu, mendiskriminasi minyak sawit berarti melanggar kepentingan dan keamanan nasional kami,” katanya saat membuka 2nd Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC) di Mumbai, India, Rabu.

Jerry juga menegaskan, sebagai komoditas strategis, jutaan petani kecil di Indonesia sangat bergantung pada komoditas sawit. Pemerintah pun tidak akan menempatkan para petani kecil itu dalam kondisi yang buruk dan akan terus mendukung mereka.

“Kami tidak akan membahayakan mereka karena ini bertentangan dengan konstitusi nasional,” tegasnya.

Jerry menekankan bahwa minyak kelapa sawit dapat memenuhi permintaan global akan minyak nabati yang berkelanjutan. Namun, eksploitasi citra negatif komoditas tersebut harus dihentikan.

Dengan 46,7 juta ton produksi minyak sawit di 2022, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk menjadi faktor penentu pasokan minyak sawit dunia dan menjadi negara sebagai produsen utama minyak sawit.

“Namun sayangnya, kelapa sawit telah disalahartikan sebagai sumber gangguan negatif, mulai dari menyebabkan masalah kesehatan hingga degradasi lingkungan,” tuturnya.

Hal itu disampaikannya terkait dengan aturan EU Deforestation-Free Regulation (EUDR).

Lebih lanjut, Jerry mengajak semua pihak untuk meyakinkan konsumen global akan kebenaran yang tak terbantahkan bahwa minyak sawit adalah produk yang berkelanjutan.

Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati yang paling ketat di dunia karena kepatuhannya terhadap berbagai standar keberlanjutan, diantaranya RSPO di tingkat global serta MSPO dan ISPO di tingkat nasional, yakni di Malaysia dan Indonesia.

Kondisi perang Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut, menurut Jerry, hanya akan meningkatkan kebutuhan akan minyak nabati berkelanjutan yang lebih dapat diandalkan dengan harga yang terjangkau.

“Menerapkan diskriminasi terhadap minyak sawit tidak akan membawa hasil apa pun. Hal ini hanya akan membahayakan industri makanan, kosmetik, dan energi global karena kurangnya bahan utama,” kata Jerry Sambuaga.

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023