Kementerian Kesehatan meluncurkan sertifikat dan notifikasi imunisasi digital pada Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2024 yang merupakan sebuah hasil integrasi Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dan SATUSEHAT Mobile.
“Inovasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melengkapi imunisasi rutin agar perlindungan tubuh anak maksimal selama tumbuh kembangnya, karena riwayat dan sertifikat imunisasi bisa diakses secara digital melalui smartphone,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Kunta mengatakan, untuk mengaksesnya, orang tua hanya perlu menambahkan data anak sebagai profil tertaut pada akun SATUSEHAT Mobile. Selanjutnya, orang tua dapat mengakses fitur ‘Vaksin dan Imunisasi’ untuk mengetahui riwayat imunisasi, mendapatkan rekomendasi, serta mengunduh sertifikat imunisasi rutin anak.
Selain SATUSEHAT Mobile, ujarnya, orang tua juga akan menerima notifikasi imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi berikutnya secara otomatis melalui WhatsApp.
Kunta menjelaskan, kemudahan ini merupakan hasil dari integrasi Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dan SATUSEHAT Mobile. ASIK, katanya, adalah aplikasi bagi tenaga kesehatan (nakes) untuk mencatat data kesehatan individu pada program layanan luar gedung puskesmas.
Adapun SATUSEHAT Mobile, kata dia merupakan aplikasi kesehatan masyarakat resmi Kemenkes RI, yang merupakan hasil transformasi dari PeduliLindungi.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono mengatakan, adanya dua fitur tersebut dapat membantu pemerintah dalam mengoptimalkan capaian imunisasi lengkap secara nasional.
Selama enam tahun terakhir, katanya, dari 2018 hingga 2023, lebih dari 1,8 juta anak di Indonesia tidak menerima Imunisasi Rutin Lengkap. Akibatnya, kata dia, berbagai kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) terjadi di beberapa daerah sepanjang 2023.
“Dengan adanya inovasi ini, semoga dapat memudahkan kami sebagai pemegang program untuk memantau kelengkapan imunisasi rutin di masyarakat, sekaligus mendorong orang tua memberikan imunisasi kepada anak sesuai jadwal karena informasinya tersedia,” Yudhi menjelaskan.
Deputy Representative of UNICEF Indonesia Jean Lokenga mengatakan, secara global, selama 50 tahun terakhir, vaksin telah berhasil mengurangi 80 persen kasus kematian anak. Sedangkan, upaya imunisasi telah menyelamatkan nyawa sekitar 154 juta orang, atau setara dengan 6 nyawa setiap menit per tahunnya.
“Kedua inovasi ini menandai langkah maju yang signifikan untuk melindungi setiap anak melalui vaksinasi yang tepat waktu. Tidak boleh ada anak yang meninggal karena penyakit yang kita tahu bagaimana cara untuk mencegahnya. Karena menjangkau setiap anak dengan vaksin adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Jean.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
“Inovasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melengkapi imunisasi rutin agar perlindungan tubuh anak maksimal selama tumbuh kembangnya, karena riwayat dan sertifikat imunisasi bisa diakses secara digital melalui smartphone,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Kunta mengatakan, untuk mengaksesnya, orang tua hanya perlu menambahkan data anak sebagai profil tertaut pada akun SATUSEHAT Mobile. Selanjutnya, orang tua dapat mengakses fitur ‘Vaksin dan Imunisasi’ untuk mengetahui riwayat imunisasi, mendapatkan rekomendasi, serta mengunduh sertifikat imunisasi rutin anak.
Selain SATUSEHAT Mobile, ujarnya, orang tua juga akan menerima notifikasi imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi berikutnya secara otomatis melalui WhatsApp.
Kunta menjelaskan, kemudahan ini merupakan hasil dari integrasi Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dan SATUSEHAT Mobile. ASIK, katanya, adalah aplikasi bagi tenaga kesehatan (nakes) untuk mencatat data kesehatan individu pada program layanan luar gedung puskesmas.
Adapun SATUSEHAT Mobile, kata dia merupakan aplikasi kesehatan masyarakat resmi Kemenkes RI, yang merupakan hasil transformasi dari PeduliLindungi.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono mengatakan, adanya dua fitur tersebut dapat membantu pemerintah dalam mengoptimalkan capaian imunisasi lengkap secara nasional.
Selama enam tahun terakhir, katanya, dari 2018 hingga 2023, lebih dari 1,8 juta anak di Indonesia tidak menerima Imunisasi Rutin Lengkap. Akibatnya, kata dia, berbagai kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) terjadi di beberapa daerah sepanjang 2023.
“Dengan adanya inovasi ini, semoga dapat memudahkan kami sebagai pemegang program untuk memantau kelengkapan imunisasi rutin di masyarakat, sekaligus mendorong orang tua memberikan imunisasi kepada anak sesuai jadwal karena informasinya tersedia,” Yudhi menjelaskan.
Deputy Representative of UNICEF Indonesia Jean Lokenga mengatakan, secara global, selama 50 tahun terakhir, vaksin telah berhasil mengurangi 80 persen kasus kematian anak. Sedangkan, upaya imunisasi telah menyelamatkan nyawa sekitar 154 juta orang, atau setara dengan 6 nyawa setiap menit per tahunnya.
“Kedua inovasi ini menandai langkah maju yang signifikan untuk melindungi setiap anak melalui vaksinasi yang tepat waktu. Tidak boleh ada anak yang meninggal karena penyakit yang kita tahu bagaimana cara untuk mencegahnya. Karena menjangkau setiap anak dengan vaksin adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Jean.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024