Mengonsumsi garam, selain dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit ginjal, ternyata juga bisa memperburuk tanda dermatitis atopik atau eksim.
Menurut studi terbaru yang dipimpin oleh para peneliti di UC San Francisco (UCSF), mengurangi garam adalah strategi intervensi yang paling hemat biaya dan berisiko rendah bagi pasien eksim untuk mengelola penyakit mereka.
"Eksim yang kambuh bisa jadi sulit diatasi oleh pasien, terutama ketika mereka tidak mampu mengantisipasinya dan tidak memiliki rekomendasi mengenai apa yang dapat mereka lakukan untuk menghindarinya,” kata Dr. Katrina Abuabara, penulis studi tersebut yang ditulis laman Medical Daily, Kamis (6/6).
Eksim menyebabkan seseorang memiliki kulit kering, gatal, dan bergelombang. Kondisi ini memengaruhi lebih dari 31 juta orang Amerika.
Sekitar 10 persen hingga 20 persen bayi mengalami kondisi ini, namun hampir separuh dari mereka dapat mengatasi kondisi tersebut atau akan mengalami perbaikan seiring bertambahnya usia.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jama Network menunjukkan bahwa mengonsumsi satu gram natrium ekstra per hari dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya eksim sebesar 22 persen. Hasil itu ditemukan dari penelitian mereka untuk mengevaluasi 13.000 orang dewasa AS yang menjadi bagian dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional.
Para peneliti juga mengevaluasi data lebih dari 215.000 orang dari UK Biobank yang mencakup sampel urin dan catatan medis elektronik. Para pesertanya berusia antara 30 dan 70 tahun
Mereka menemukan bahwa setiap gram natrium tambahan yang dikeluarkan melalui urin selama 24 jam dikaitkan dengan peluang 11 persen lebih tinggi untuk diagnosis eksim, peluang 16 persen lebih tinggi untuk memiliki kasus aktif, dan peluang 11 persen lebih tinggi untuk meningkatkan keparahan penyakit.
"Kebanyakan orang Amerika makan terlalu banyak garam dan bisa dengan aman mengurangi asupannya ke tingkat yang disarankan,” tambah Dr Abuabara.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Menurut studi terbaru yang dipimpin oleh para peneliti di UC San Francisco (UCSF), mengurangi garam adalah strategi intervensi yang paling hemat biaya dan berisiko rendah bagi pasien eksim untuk mengelola penyakit mereka.
"Eksim yang kambuh bisa jadi sulit diatasi oleh pasien, terutama ketika mereka tidak mampu mengantisipasinya dan tidak memiliki rekomendasi mengenai apa yang dapat mereka lakukan untuk menghindarinya,” kata Dr. Katrina Abuabara, penulis studi tersebut yang ditulis laman Medical Daily, Kamis (6/6).
Eksim menyebabkan seseorang memiliki kulit kering, gatal, dan bergelombang. Kondisi ini memengaruhi lebih dari 31 juta orang Amerika.
Sekitar 10 persen hingga 20 persen bayi mengalami kondisi ini, namun hampir separuh dari mereka dapat mengatasi kondisi tersebut atau akan mengalami perbaikan seiring bertambahnya usia.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jama Network menunjukkan bahwa mengonsumsi satu gram natrium ekstra per hari dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya eksim sebesar 22 persen. Hasil itu ditemukan dari penelitian mereka untuk mengevaluasi 13.000 orang dewasa AS yang menjadi bagian dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional.
Para peneliti juga mengevaluasi data lebih dari 215.000 orang dari UK Biobank yang mencakup sampel urin dan catatan medis elektronik. Para pesertanya berusia antara 30 dan 70 tahun
Mereka menemukan bahwa setiap gram natrium tambahan yang dikeluarkan melalui urin selama 24 jam dikaitkan dengan peluang 11 persen lebih tinggi untuk diagnosis eksim, peluang 16 persen lebih tinggi untuk memiliki kasus aktif, dan peluang 11 persen lebih tinggi untuk meningkatkan keparahan penyakit.
"Kebanyakan orang Amerika makan terlalu banyak garam dan bisa dengan aman mengurangi asupannya ke tingkat yang disarankan,” tambah Dr Abuabara.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024