Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengatakan kebijakan murur (melintas di Muzdalifah) mampu menekan angka jamaah sakit dan dirawat pascapuncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Kebijakan murur pada pergerakan jemaah saat puncak haji dari Arafah ke Muzdalifah, lalu Mina (Armuza) tahun ini berdampak positif dengan berkurangnya jamaah kelelahan pasca-Armuzna dibanding tahun lalu," ujar Anggota Media Center Haji (MCH) Kemenag Widi Dwinanda di Jakarta, Minggu.
Dwi mengatakan pasca-Armuzna jumlah peserta haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menurun dibanding tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Selain menurunnya jamaah sakit pasca-Armuzna di KKHI, Menurut Widi, tahun ini, jumlah jamaah haji sakit yang disafariwukufkan berjumlah 53 orang.
"Menurun cukup banyak dibanding tahun 2023 yang berjumlah 238 orang, untuk membawa jamaah ke Arafah saat itu dibutuhkan 15 bus, dengan enam bus di antaranya khusus untuk jamaah yang harus berbaring," kata dia.
Saat ini jamaah haji gelombang pertama secara bergelombang kembali ke tanah air, sementara jamaah gelombang kedua diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah.
Kemenag kembali mengingatkan jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia untuk tidak memasukkan air Zamzam dalam berbagai kemasan ke dalam tas koper.
"Air Zamzam termasuk barang yang dilarang aturan penerbangan untuk dimasukkan ke dalam koper bagasi," kata dia.
Jika terindikasi jamaah menyimpan Zamzam di dalam koper bagasi, maka akan dibongkar petugas dan air Zamzam dikeluarkan. Air Zamzam sangat mudah terdeteksi di X-Ray, meski dikemas dalam bentuk apapun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Kebijakan murur pada pergerakan jemaah saat puncak haji dari Arafah ke Muzdalifah, lalu Mina (Armuza) tahun ini berdampak positif dengan berkurangnya jamaah kelelahan pasca-Armuzna dibanding tahun lalu," ujar Anggota Media Center Haji (MCH) Kemenag Widi Dwinanda di Jakarta, Minggu.
Dwi mengatakan pasca-Armuzna jumlah peserta haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menurun dibanding tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Selain menurunnya jamaah sakit pasca-Armuzna di KKHI, Menurut Widi, tahun ini, jumlah jamaah haji sakit yang disafariwukufkan berjumlah 53 orang.
"Menurun cukup banyak dibanding tahun 2023 yang berjumlah 238 orang, untuk membawa jamaah ke Arafah saat itu dibutuhkan 15 bus, dengan enam bus di antaranya khusus untuk jamaah yang harus berbaring," kata dia.
Saat ini jamaah haji gelombang pertama secara bergelombang kembali ke tanah air, sementara jamaah gelombang kedua diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah.
Kemenag kembali mengingatkan jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia untuk tidak memasukkan air Zamzam dalam berbagai kemasan ke dalam tas koper.
"Air Zamzam termasuk barang yang dilarang aturan penerbangan untuk dimasukkan ke dalam koper bagasi," kata dia.
Jika terindikasi jamaah menyimpan Zamzam di dalam koper bagasi, maka akan dibongkar petugas dan air Zamzam dikeluarkan. Air Zamzam sangat mudah terdeteksi di X-Ray, meski dikemas dalam bentuk apapun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024