CEO Indodax Oscar Darmawan menilai bahwa pasar kripto cenderung tetap positif dalam jangka pendek pasca-insiden penembakan calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akhir pekan lalu.

“Saat ini pasar cenderung tetap positif dalam jangka pendek, BTC naik dari 58,300 dolar AS menjadi 63,015 dolar AS dalam beberapa jam setelah peristiwa tersebut, menunjukkan volatilitas yang signifikan sekaligus menepis ketidakpastian dan kekhawatiran terhadap potensi negatif,” kata Oscar dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Rabu.

Pada level ini, lanjut Oscar, Bitcoin (BTC) dan aset kripto lainnya seringkali menunjukkan ketahanan dan pemulihan yang cepat setelah periode volatilitas.

“Kami akan terus memantau perkembangan dan memberikan informasi terkini kepada para investor kami,” ujar dia.

Oscar mengatakan, pihaknya perlu memahami bahwa pasar kripto sering kali bereaksi terhadap berita-berita besar yang berpotensi memiliki dampak terhadap stabilitas geopolitik dan ekonomi global.

Dia memandang, insiden tersebut berpotensi menciptakan ketidakpastian yang cukup tinggi di pasar keuangan, termasuk pasar kripto. Reaksi pasar dapat bersifat volatil dalam jangka pendek karena para investor cenderung mencari keamanan dalam situasi yang tidak menentu.

Trump, yang menjadi korban penembakan saat kampanye di Pennsylvania, AS, pada 13 Juli lalu, tidak hanya mendominasi berita utama di seluruh dunia tetapi juga menyebabkan volatilitas di pasar kripto pada akhir pekan.

Selama masa kepresidenannya yang pertama, Trump dikenal sebagai kritikus yang vokal terhadap Bitcoin dan industri kripto secara keseluruhan. Indodax memandang, maka tidak mengherankan bahwa insiden penembakan ini berpotensi berdampak pada pasar kripto.

Di lain sisi, beberapa tokoh seperti CEO Tesla Elon Musk dan Founder Tron Justin Sun justru secara resmi mendukung Trump dalam pencalonannya kembali sebagai Presiden AS. Dukungan ini datang pasca upaya pembunuhan terhadap Trump tersebut.

Menurut Indodax, dukungan dari kedua tokoh itu terhadap Trump menambah warna baru pada dinamika pasar kripto dan menjadi harapan bagi kebijakan yang lebih ramah terhadap kripto jika Trump terpilih kembali. Ini terlihat dari harga Bitcoin yang sebelumnya berada di harga 58,300 dolar AS menjadi 63,015 dolar AS.

Selain itu, data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika juga cukup memberikan dampak terhadap pasar kripto. Inflasi di AS pada bulan Juni, yang diukur dengan perubahan CPI, menurun menjadi 3 persen year-on-year (YoY) sesuai data di U.S. Bureau of Labor Statistics.

Angka itu mengejutkan pasar karena lebih rendah dari ekspektasi mereka sebesar 3,1 persen. Turunnya angka ini juga merupakan penurunan dari 3,3 persen yang tercatat pada bulan Mei, menunjukkan penurunan sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya.

Oscar mengatakan bahwa data CPI merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat diperhatikan oleh para pelaku pasar, termasuk investor kripto.

Perubahan tingkat inflasi yang diukur melalui CPI dapat mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve, yang pada akhirnya berdampak pada pergerakan harga aset kripto.

“Koreksi yang terjadi di pasar kripto saat data CPI dirilis merupakan reaksi yang wajar mengingat ketidakpastian yang ada,” kata Oscar.
 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024