Riset dilakukan peneliti senior UIN Ar-Raniry Banda Aceh T Muhammad Ghufran mengungkapkan 97,5 persen guru percaya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan, seperti guru honorer.
Ghufran memaparkan hasil riset yang dilakukan kepada 525 responden tersebut dalam diseminasi riset yang bertajuk "Potensi Zakat Sebagai Solusi Pengurangan Ketergantungan Pinjol dan Kemiskinan: Studi Kesejahteraan Guru di Indonesia".
"Dari 97,5 persen tersebut, yang memilih sangat setuju sebanyak 54,4 persen dan yang memilih setuju sebanyak 43,1 persen. Artinya mereka percaya bahwa zakat memiliki potensi besar sebagai solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Meski demikian, ia juga menyebut adanya sebagian kecil responden yang masih kurang yakin dengan pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) demi menyejahterakan masyarakat.
"Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan peningkatan literasi zakat masih diperlukan untuk memaksimalkan peran zakat sebagai alat untuk memperbaiki kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat secara luas," katanya.
Ghufran juga menyampaikan rekomendasi bahwa zakat dapat digunakan untuk mendukung program pemberdayaan ekonomi mikro di antara guru-guru.
Misalnya, ujar dia, zakat dapat digunakan untuk memberikan modal usaha kecil, pelatihan kewirausahaan, atau bantuan dalam memulai usaha sampingan yang berkelanjutan dan berdaya guna.
"Zakat dapat digunakan untuk mendukung program pendidikan dan pelatihan keuangan bagi guru-guru serta dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kesejahteraan guru di lingkungan mereka," ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) Baznas RI Muhammad Hasbi Zaenal menekankan hal terkait dengan kesejahteraan guru penting untuk diperhatikan, sehingga kajian lebih lanjut perlu dilakukan.
"Harapannya, hasil penelitian ini menjadi poin penting untuk gerakan zakat ke depan, bagaimana kita merespons salah satu penyangga, penjaga tiang kemajuan sumber daya manusia kita yang akan datang, untuk bisa kita bela bersama," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Ghufran memaparkan hasil riset yang dilakukan kepada 525 responden tersebut dalam diseminasi riset yang bertajuk "Potensi Zakat Sebagai Solusi Pengurangan Ketergantungan Pinjol dan Kemiskinan: Studi Kesejahteraan Guru di Indonesia".
"Dari 97,5 persen tersebut, yang memilih sangat setuju sebanyak 54,4 persen dan yang memilih setuju sebanyak 43,1 persen. Artinya mereka percaya bahwa zakat memiliki potensi besar sebagai solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Meski demikian, ia juga menyebut adanya sebagian kecil responden yang masih kurang yakin dengan pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) demi menyejahterakan masyarakat.
"Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan peningkatan literasi zakat masih diperlukan untuk memaksimalkan peran zakat sebagai alat untuk memperbaiki kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat secara luas," katanya.
Ghufran juga menyampaikan rekomendasi bahwa zakat dapat digunakan untuk mendukung program pemberdayaan ekonomi mikro di antara guru-guru.
Misalnya, ujar dia, zakat dapat digunakan untuk memberikan modal usaha kecil, pelatihan kewirausahaan, atau bantuan dalam memulai usaha sampingan yang berkelanjutan dan berdaya guna.
"Zakat dapat digunakan untuk mendukung program pendidikan dan pelatihan keuangan bagi guru-guru serta dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kesejahteraan guru di lingkungan mereka," ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) Baznas RI Muhammad Hasbi Zaenal menekankan hal terkait dengan kesejahteraan guru penting untuk diperhatikan, sehingga kajian lebih lanjut perlu dilakukan.
"Harapannya, hasil penelitian ini menjadi poin penting untuk gerakan zakat ke depan, bagaimana kita merespons salah satu penyangga, penjaga tiang kemajuan sumber daya manusia kita yang akan datang, untuk bisa kita bela bersama," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024