Prajurit TNI Angkatan Laut pengawak KRI Diponegoro-365 yang saat ini bertugas bersama Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon rampung latihan rencana kontinjensi untuk mengantisipasi situasi darurat yang mungkin terjadi akibat eskalasi perang dan konflik bersenjata.
Komandan Satuan Tugas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-O/UNIFIL Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu dalam siaran resminya yang disiarkan Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL, Minggu, menjelaskan latihan di dermaga Port of Beirut itu bertujuan memperkenalkan rencana kontinjensi yang telah disusun untuk menghadapi eskalasi konflik, terutama yang mengharuskan adanya evakuasi prajurit TNI dan WNI di Lebanon menggunakan jalur laut.
Oleh karena itu, kata dia, situasi yang diantisipasi dalam latihan itu, di antaranya berupa penarikan mundur pasukan dan evakuasi pasukan Satgas TNI di Lebanon melalui jalur laut karena jalur darat dan jalur udara tidak aman.
Beberapa materi latihan yang diikuti para pengawak KRI Diponegoro-365 di Lebanon itu pun mencakup pertahanan pangkalan, antisabotase bawah air, embarkasi-debarkasi, dan perlindungan pasukan (force protection).
Wirastyo juga menyebut latihan itu merupakan tindak lanjut dari visi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, yaitu TNI “PRIMA”, yang salah satunya menjadikan prajurit TNI tetap profesional dalam menghadapi situasi yang kompleks dan dinamis, terutama di daerah operasi di Lebanon.
Sejak perang pecah di Palestina dan Israel pada 7 Oktober 2023, ketegangan meluas di antaranya sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line — garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon.
Di Lebanon, saat ini setidaknya ada 200 lebih WNI dan 1.000 lebih prajurit TNI yang bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
KRI Diponegoro yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII/O UNIFIL bertugas bersama pasukan perdamaian PBB di Lebanon sejak awal 2024. Satgas Kontingen Garuda MTF UNIFIL merupakan salah satu unit tugas dalam pasukan perdamaian PBB di Lebanon yang seluruhnya terdiri atas prajurit TNI Angkatan Laut.
Satgas MTF di Lebanon bertugas memelihara perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel, bersama satuan tugas lainnya, antara lain Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sementara untuk Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Beberapa tugas yang diemban oleh para prajurit dari Satgas MTF UNIFIL, di antaranya berpatroli di perairan, di sepanjang perbatasan, mencegah masuknya senjata secara ilegal, dan menggelar pelatihan untuk prajurit Angkatan Laut Lebanon.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Komandan Satuan Tugas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-O/UNIFIL Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu dalam siaran resminya yang disiarkan Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL, Minggu, menjelaskan latihan di dermaga Port of Beirut itu bertujuan memperkenalkan rencana kontinjensi yang telah disusun untuk menghadapi eskalasi konflik, terutama yang mengharuskan adanya evakuasi prajurit TNI dan WNI di Lebanon menggunakan jalur laut.
Oleh karena itu, kata dia, situasi yang diantisipasi dalam latihan itu, di antaranya berupa penarikan mundur pasukan dan evakuasi pasukan Satgas TNI di Lebanon melalui jalur laut karena jalur darat dan jalur udara tidak aman.
Beberapa materi latihan yang diikuti para pengawak KRI Diponegoro-365 di Lebanon itu pun mencakup pertahanan pangkalan, antisabotase bawah air, embarkasi-debarkasi, dan perlindungan pasukan (force protection).
Wirastyo juga menyebut latihan itu merupakan tindak lanjut dari visi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, yaitu TNI “PRIMA”, yang salah satunya menjadikan prajurit TNI tetap profesional dalam menghadapi situasi yang kompleks dan dinamis, terutama di daerah operasi di Lebanon.
Sejak perang pecah di Palestina dan Israel pada 7 Oktober 2023, ketegangan meluas di antaranya sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line — garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon.
Di Lebanon, saat ini setidaknya ada 200 lebih WNI dan 1.000 lebih prajurit TNI yang bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
KRI Diponegoro yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII/O UNIFIL bertugas bersama pasukan perdamaian PBB di Lebanon sejak awal 2024. Satgas Kontingen Garuda MTF UNIFIL merupakan salah satu unit tugas dalam pasukan perdamaian PBB di Lebanon yang seluruhnya terdiri atas prajurit TNI Angkatan Laut.
Satgas MTF di Lebanon bertugas memelihara perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel, bersama satuan tugas lainnya, antara lain Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sementara untuk Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Beberapa tugas yang diemban oleh para prajurit dari Satgas MTF UNIFIL, di antaranya berpatroli di perairan, di sepanjang perbatasan, mencegah masuknya senjata secara ilegal, dan menggelar pelatihan untuk prajurit Angkatan Laut Lebanon.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024