Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa organisasi kemanusiaan internasional pada Senin (7/10) memperingati setahun pecahnya konflik Gaza yang sedang berlangsung, dengan menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin dan mengintensifkan upaya kemanusiaan di wilayah tersebut.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyoroti dampak buruk dari konflik itu.

Penjabat Koordinator Bantuan Darurat PBB Joyce Msuya mendeskripsikan krisis kemanusiaan itu sebagai "tidak terbayangkan."

Dalam pernyataannya, OCHA memerinci berbagai konsekuensi bencana dari operasi militer Israel di Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 41.600 warga Palestina meninggal dunia dan memaksa hampir seluruh penduduk harus mengungsi.

Msuya mendesak masyarakat internasional untuk menekan semua pihak yang terlibat agar mematuhi hukum humaniter internasional, memastikan pembebasan sandera, melindungi warga sipil, dan menjamin keselamatan para pekerja kemanusiaan.

Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) menggaungkan seruan untuk martabat manusia dan tindakan segera. Dalam pernyataannya. ICRC mendeskripsikan setahun terakhir ini sebagai "tahun kehilangan dan penderitaan", yang menyoroti dampak konflik sangat besar yang dirasakan banyak keluarga.

Organisasi itu menekankan sangat perlunya bagi semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional, seraya menegaskan bahwa kepatuhan tersebut sangat penting untuk mengurangi penderitaan manusia dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih damai

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) melaporkan bahwa 27 staf dan relawannya telah tewas akibat konflik yang masih berlangsung. IFRC juga menyerukan agar kekerasan segera diakhiri, seraya menekankan bahwa perikemanusiaan harus menang.

Selain itu, organisasi itu juga mendesak penghentian permusuhan dan dikembalikannya semua sandera dengan selamat.

Bersama-sama, organisasi-organisasi di atas menekankan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dapat menggantikan kemauan politik yang dibutuhkan untuk perdamaian yang langgeng. Mereka menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk memprioritaskan nyawa dan martabat manusia dalam menyelesaikan konflik.

Pewarta: Xinhua

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024