Anggota DPR RI Jazilul Fawaid menilai wajar jika publik geram atas candaan yang diucapkan Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto, Miftah Maulana, kepada seorang pedagang minuman es teh ketika mengisi ceramah di Magelang, Jawa Tengah.
Setiap orang, kata dia, berhak menyampaikan pendapatnya atas adanya hal tersebut dan masyarakat juga bisa menilai atas apa yang dilakukan Miftah selaku tokoh agama itu.
"Jangan juga diumbar di depan publik ketika menghadapi orang yang lemah, pasti publik nggak suka," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Ia mengenal Miftah sebagai tokoh agama yang urakan dan kerap diidentikkan dengan tempat-tempat "gelap".
Menurut dia, candaan yang dilontarkan oleh Miftah itu kebablasan dan tidak pantas.
Jazilul pun yakin orang kecil seperti penjual minuman es teh itu memiliki hati yang mulia dan akan memaafkan tindakan Miftah tersebut.
Walaupun sekadar penjual es teh, menurutnya, orang tersebut juga merupakan warga Indonesia dan saudara yang harus dihormati.
"Saya pikir pasti ada hikmahnya buat Miftah, buat masyarakat Indonesia sebagai pembelajaran bersama," kata Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI itu.
Sebelumnya, viral di media sosial soal ucapan Miftah Maulana saat mengisi suatu pengajian di Magelang, Jawa Tengah. Ucapan tersebut dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual minuman es teh.
Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah/dai yang semestinya memberikan kesejukan.
Miftah Maulana ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Kabinet Merah Putih.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024