Jambi (ANTARA Jambi) - Oknum kepala sekolah di sebuah SMA di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, berinial SR, diduga telah melakukan penyunatan/pemotongan dana Bantuan Keluarga Miskin (BKM).
Data yang berhasil dirangkum, Minggu, dana BKM merupakan dana bantuan dari pemerintah dan diperuntukan bagi para pelajar yang berasal dari keluarga miskin.
Pemerintah memberikan dana BKM ini agar para pelajar mampu membeli kebutuhan pelajar yang berimbas pada peningkatan kualitas siswa.
SR, diduga telah menyunat dana BKM ini dari siswa kelas II dan kelas III. Kebanyakan siswa yang berhak mendapatkan dana BKM ini dipotong Rp200 ribu dari Rp750 ribu yang seharusnya diterima siswa.
Dana BKM yang disinyalir telah disunat SR ini merupakan pencairan pada triwulan pertama tahun 2013. Bahkan, sejumlah siswa malahan tidak mendapatkan dana BKM ini sama sekali.
Para siswa juga diduga telah diancam agar tidak memberitahukan hal tersebut kepada orang tua dan para wartawan.
"Anak kami diancam kalau disebarkan maka mereka tidak akan dibantu pada saat UN," ujar salah seorang wali murid yang tidak bersedia disebutkan identitasnya.
Akibat penyunatan ini, SR ditengarai berhasil mengumpulkan uang mencapai Rp30 juta dan SR juga disinyalir melakukan kolusi dengan memberikan bantuan dana BKM ini kepada anak sejumlah kepala desa yang berada di Kecamatan Pauh.
Sementara itu, SR ketika dikonfirmasi via ponsel tidak memberikan jawaban dan meminta waktu untuk memberikan penjelasan.
"Nanti saya akan berikan penjelasan, mohon bersabar," katanya via ponsel.
Menanggapi hal ini, Direktur LSM RATU (Rakyat Bersatu) Arief meminta agar Bupati Sarolangun dan Dinas Pendidikan Sarolangun menindak tegas oknum Kepsek tersebut.
Seharusnya majelis guru dan kepala sekolah tidak menyelewengkan dana yang diperuntukan bagi para murid serta fokus untuk mendidik para anak bangsa.(Ant)