Bengkulu (ANTARA News) - Peneliti Raflesia arnoldii dari Universitas Bengkulu Agus Susatya mengatakan empat flora langka yang hidup di hutan Bengkulu mendesak dilestarikan.
"Empat flora langka ini adalah 'Pride of Bengkulu' atau sesuatu yang layak dibanggakan karena dunia sudah mengakui bahwa Bengkulu adalah habitat bunga langka ini," katanya di Bengkulu, Jumat.
Empat flora langka dan unik tersebut yakni bunga tunggal terbesar di dunia Raflesia arnoldii, bunga majemuk terbesar di dunia Amorphopalus sp, bunga ukuran tertinggi di dunia Amorphopalus gigas dan bunga anggrek terbesar di dunia Grammatophyllum Speciosum.
Meski empat flora langka tersebut masih dapat ditemukan di dalam kawasan hutan Bengkulu, namun aktivitas perambahan hutan akan mengancam keberadaan puspa langka tersebut.
"Seperti Amorphopalus gigas sudah sulit ditemukan di hutan Bengkulu, yang masih banyak dan sudah mulai dibudidayakan adalah jenis Amorphopalus titanum," tambahnya.
Demikian juga dengan terbesar didunia Raflesia arnoldii yang terancam dengan perambahan liar di habitatnya.
Agus yang juga penemu Raflesia bengkuluensis ini mengatakan bunga raflesia terancam punah di hutan Bengkulu dan Sumatera akibat habitat dan inang tempat tumbuhnya makin sulit didapat.
"Bahkan menurut saya sudah di atas terancam punah, karena tidak bisa diperkirakan berapa populasinya saat ini dan tidak ada yang dapat memprediksi," tambahnya.
Salah satu habitat bunga langka itu di Hutan Lindung Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang semakin menyempit akibat perambahan liar yang mengubah kawasan itu menjadi kebun kopi.
"Hutan Lindung Rindu Hati ini sebagai salah satu habitat rafflesia spp semakin rusak akibat perambahan tapi tidak ada tindakan konkrit dari pemerintah untuk mengatasi ini," tambahnya.
Perhatian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menurut dia masih minim untuk melestarikan puspa langka yang menjadi ikon bahkan simbol Provinsi Bengkulu itu.
Dukungan pemerintah terhadap pelestarian dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian flora langka tersebut juga sangat minim.
Padahal kata dia, dari 25 jenis rafflesia spp yang ada di dunia, sebanyak 14 jenis berada di Indonesia dan 11 diantaranya berada di Pulau Sumatera.
"Di Bengkulu kami pernah menemukan empat jenis yaitu Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasseltii, Rafflesia gadutensis dan Rafflesia bengkuluensis," katanya menjelaskan.
Ia berharap keempat flora ini tetap lestari di hutan Bengkulu sebagai kekayaan alam yang tidak ada duanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2011
"Empat flora langka ini adalah 'Pride of Bengkulu' atau sesuatu yang layak dibanggakan karena dunia sudah mengakui bahwa Bengkulu adalah habitat bunga langka ini," katanya di Bengkulu, Jumat.
Empat flora langka dan unik tersebut yakni bunga tunggal terbesar di dunia Raflesia arnoldii, bunga majemuk terbesar di dunia Amorphopalus sp, bunga ukuran tertinggi di dunia Amorphopalus gigas dan bunga anggrek terbesar di dunia Grammatophyllum Speciosum.
Meski empat flora langka tersebut masih dapat ditemukan di dalam kawasan hutan Bengkulu, namun aktivitas perambahan hutan akan mengancam keberadaan puspa langka tersebut.
"Seperti Amorphopalus gigas sudah sulit ditemukan di hutan Bengkulu, yang masih banyak dan sudah mulai dibudidayakan adalah jenis Amorphopalus titanum," tambahnya.
Demikian juga dengan terbesar didunia Raflesia arnoldii yang terancam dengan perambahan liar di habitatnya.
Agus yang juga penemu Raflesia bengkuluensis ini mengatakan bunga raflesia terancam punah di hutan Bengkulu dan Sumatera akibat habitat dan inang tempat tumbuhnya makin sulit didapat.
"Bahkan menurut saya sudah di atas terancam punah, karena tidak bisa diperkirakan berapa populasinya saat ini dan tidak ada yang dapat memprediksi," tambahnya.
Salah satu habitat bunga langka itu di Hutan Lindung Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang semakin menyempit akibat perambahan liar yang mengubah kawasan itu menjadi kebun kopi.
"Hutan Lindung Rindu Hati ini sebagai salah satu habitat rafflesia spp semakin rusak akibat perambahan tapi tidak ada tindakan konkrit dari pemerintah untuk mengatasi ini," tambahnya.
Perhatian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menurut dia masih minim untuk melestarikan puspa langka yang menjadi ikon bahkan simbol Provinsi Bengkulu itu.
Dukungan pemerintah terhadap pelestarian dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian flora langka tersebut juga sangat minim.
Padahal kata dia, dari 25 jenis rafflesia spp yang ada di dunia, sebanyak 14 jenis berada di Indonesia dan 11 diantaranya berada di Pulau Sumatera.
"Di Bengkulu kami pernah menemukan empat jenis yaitu Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasseltii, Rafflesia gadutensis dan Rafflesia bengkuluensis," katanya menjelaskan.
Ia berharap keempat flora ini tetap lestari di hutan Bengkulu sebagai kekayaan alam yang tidak ada duanya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2011