Jambi (ANTARA Jambi) - Perubahan iklim yang terjadi belakangan ini menyebabkan produksi ikan segar dan ikan kering di wilayah pantai timur Provinsi Jambi terganggu dan terus mengalami penurunan.

H. Akhmad (52) salah seorang nelayan Kecamatan Muarasabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Senin mengatakan, tangkapan nelayan beberapa bulan terakhir cenderung menurun dibanding kurun waktu tiga tahun sebelumnya.

"Bahkan pada 2010 hingga awal 2011 kami sempat berhenti melaut karena kondisi cuaca ekstrem," katanya.

Menurut nelayan yang mengaku telah melaut hampir 30 tahun ini, pada bulan Agustus biasanya merupakan saat-saat produksi ikan laut meningkat. Hal itu karena musim kemarau membuat air di sungai dan danau surut sehingga memudahkan untuk menangkap ikan.

Hanya saja, kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan, kondisi tersebut saat ini telah berubah. Meski berdasarkan perhitungan nelayan bulan Agustus dinilai baik untuk melaut, pada kenyataannya hasil tangkapan juga tidak seberapa karena terganggu kondisi ombak yang tinggi.

Rahman, nelayan lainnya menambahkan, faktor lain penyebab menurunnya hasil tangkapan terkadang juga disebabkan kendala bahan bakar kapal. Solar sebagai bahan bakar utama kapal nelayan terkadang sulit didapat.

"Baru-baru ini, kami terpaksa berhenti melaut karena bahan bakar solar sulit di dapat," ujarnya.

Sementara itu, menurut beberapa pedagang ikan di pasar Muarasabak, rata-rata harga ikan di pasaran baik ikan laut maupun ikan tawar mengalami kenaikan akibat berkurangnya pasokan dari nelayan.

Harga ikan tawar yang biasanya dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram, kini bisa mencapai Rp20 ribu per kilogram.

"Ikan gabus ukuran besar harganya mencapai Rp25 ribu per kilo, sebelumnya Rp20ribu, ikan baung Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp20 ribu," ujar Ida salah seorang pedagang di pasar Selasa, Muarasabak.

Menurut Ida, akibat mahalnya ikan sungai maupun laut, banyak pedagang di Tanjabtim beralih untuk berjualan ikan hasil budidaya. Sebab, produksi ikan hasil budidaya dengan menggunakan sistem keramba tidak terganggu kondisi cuaca.

Selain itu, harganya juga tidak terlalu mengalami lonjakan yang drastis. Ida menyebutkan, harga ikan mas hasil budidaya kualitas terbaik hanya Rp20 ribu per kilogram, kualitas sedang Rp15 ribu per Kg, ikan patin Rp17 ribu per kg, kualitas sedang Rp15 ribu per kg.

  "Sementara untuk ikan nila kualitas baik Rp20 ribu per kg, kualitas sedang Rp15 ribu per kg, sedangkan ikan bawal sungai hanya Rp15 ribu per kg kualitas sedang Rp12 ribu per kg," tambahnya. (T.KR-BS)

Pewarta:

Editor : Nurul


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012