Jambi (ANTARA Jambi) - Cuaca ekstrim berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir yang sering terjadi sejauh ini tidak mempengaruhi pelayaran kapal cepat rute Kuala Tungkal-Batam. Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Kuala Tungkal, Rizaldi Hadi di Jambi, Rabu mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir ini kapal cepat terbuat dari viber tidak diperbolehkan berlayar di laut lepas, karena rawan pecah dihantam gelombang. Ia menyebutkan, kapal cepat yang melayani rute Kuala Tungkal-Batam dan sebaliknya hanya berlayar menelusuri bibir pantai dan jalur dalam, sehingga aman dari ancaman cuaca ekstrim. "Sebelumnya kapal cepat yang berlayar di laut bebas, untuk rute Kuala Tungkal-Batam langsung mengarungi laut bebas dengan waktu tempuh empat hingga lima jam," katanya. Sejak dikeluarkannya larangan tersebut, kapal cepat itu kini terpaksa berlayar menelusuri bibir pantai dan menempuh jalur dalam, atau disela-sela pulau yang ada menjelang Batam. Selain itu, kapal cepat rute Kuala Tungkal-Batam itu juga tidak bisa langsung, karena harus singgah di peberapa pelabuhan atau pulau, meliputi pulau Burung dan Tanjung Batu. Waktu tempuh yang sebelumnya paling lama lima jam, kini bertamabah menjadi tujuh hingga delapan jam, karena lebih dulu harus singgah di sejumlah pulau dan pelabuhan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Ia mengatakan, jumlah penumpang tujuan Batam pun semakin berkurang. Dalam satu kali perjalanan paling banyak 20 penumpang dari kapasitas angkut untuk 200 penumpang. Kapal cepat yang melayani rute Kuala Tungkal-Batam dua hari sekali, dengan jumlah penumpang yang naik dan turun rata-rata 80 orang.(T.M037)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012