Denpasar (ANTARA Jambi) - Psikiater Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SpKJ meminta para guru jangan memaksa siswa Taman Kanak-kanak (TK) untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung.

"Jangan membuat anak-anak harus tahu segalanya dan mengerti berbagai ilmu pengetahuan, biarkan saat di TK mereka puas dengan masa bermainnya," katanya.

Anak-anak masuk TK sesungguhnya ingin bermain dan mengenal lingkungan, kata Suryani di sela perayaan Hari Anak Nasional yang mengambil tema "Keceriaan Anak, Keceriaan Bangsa", di Denpasar, Senin.

Namun sayangnya, para guru dan orang tua cenderung ingin anaknya yang masih TK agar bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

"Kebanyakan guru TK dan juga SD kelas I mereka tidak mau tekun mengajarkan anak calistung, mereka hanya mau menerima yang sudah jadi. Anak diminta membaca sendiri buku teks pelajaran dengan sedikit sekali tuntunan," ucapnya.

Dengan memaksa anak demikian justru dapat membuat anak-anak menjadi takut untuk belajar dan merasa tidak gembira.

Padahal kalau anak gembira, ke depannya mereka akan lebih mempunyai semangat juang dan kreatif, tidak hanya berguna untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masa depan bangsa, kata Suryani yang juga Direktur Suryani Institute For Mental Health.

Seharusnya, jangan membuat anak tambah takut belajar, tetapi jadikan mereka untuk selalu ingin tahu.

"Guru-guru SD paling tidak dapat menyediakan waktu khusus bagi siswa-siswi untuk belajar menulis halus dan juga mendampingi membaca," katanya.

Di sisi lain, ia menilai guru-guru sekarang sangat jarang mengajarkan peserta didiknya menyanyi sebagai salah satu upaya membangun kegembiraan pada anak-anak.

Biarkan anak-anak berkembang dengan wajar, karena sesungguhnya setiap anak punya kelebihan dan keunikan yang tidak harus dari sejak dini dipaksa untuk bisa berbagai hal.(KR-LHS)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012