Yogyakarta (ANTARA Jambi) - Radang gusi yang bersifat kronis dapat memicu risiko munculnya penyakit jantung dan kematian janin, kata pakar kesehatan gigi dan mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ahmad Syaify.
"Radang gusi berpotensi menimbulkan fokal infeksi. Umumnya dari radang tersebut dihasilkan bakteri jenis gram negatif anaerob," katanya di sela-sela kegiatan periksa gigi gratis Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2012 di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia bakteri itu kemudian ikut aliran darah. Selanjutnya mengeluarkan toksin berupa endotoksin yang bisa menimbulkan plak pada pembuluh darah di jantung. Kondisi itu dapat menimbulkan gangguan jantung.
Selain itu, bakteri dari radang gusi tersebut juga merangsang hormon oksitosin yang menimbulkan kontraksi uterus dini yang menimbulkan kematian pada janin.
"Oleh karena itu wanita hamil jangan sampai ada radang di dalam tubuh," kata Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Di dalam mulut ada jutaan bakteri. Bakteri tersebut berada di antara sela-sela gigi, di balik gusi, dan ujung akar gigi yang sudah berlubang.
"Menyikat gigi rutin dua kali sehari adalah salah satu cara untuk menyeimbangkan jumlah bakteri. Jika tidak, maka akan menimbulkan radang gusi," katanya.
Senior Branch Manager Pepsodent PT Unilever Indonesia Tbk, Varina Merdekawaty mengatakan penyakit gigi ternyata tidak bisa diremehkan karena dapat berakibat sistemik.
"Artinya, penyakit gigi dapat memicu penyakit lain yang berbahaya bagi kesehatan tubuh," katanya.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM Iwa Sutardjo Rus Sudarso mengatakan meskipun kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan gigi semakin meningkat, kesadaran itu masih perlu ditingkatkan.
Menurut dia Data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan sebanyak 78,9 persen penduduk Yogyakarta memiliki pengalaman karies dengan indeks gigi berlubang 6,53.
Selain itu, hasil BKGN 2011 di Fakultas Kedokteran Gigi UGM menunjukkan sekitar 92 persen dari 1.791 pengunjung masih memiliki permasalahan gigi.
Ia mengatakan dari hasil BKGN 2011 di 14 Fakultas Kedokteran Gisi hasil kerja sama dengan PT Unilever Indonesia Tbk diperoleh data sekitar 94 persen pengunjung mengalami permasalahan gigi.
"Hal itu terlihat dari jumlah tindakan perawatan gigi yang diberikan, dan sebagian besar pasien adalah anak-anak," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012