Jakarta (ANTARA Jambi) - Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi menyatakan pihaknya sedang menyusun dua kebijakan terkait pengaturan harga jual kedelai.

"Kami sedang menyiapkan kebijakan agar ada regulasi yang bisa menstabilkan harga kedelai di tingkat petani dan harga yang akan kami stabilkan di tingkat pengrajin," kata Bayu saat jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat.

Kedua kebijakan itu bernama harga pemerintah pembelian dan harga pemerintah penjualan kedelai. Kendati terdapat stabilisasi harga, bukan berarti tidak ada kenaikan harga kedelai.

Kalau terjadi kenaikan maupun penurunan harga kedelai maka tidak akan terjadi dalam hitungan hari tapi dalam periode yang dianggap dapat memberi keleluasaan kepada pengusaha untuk lakukan penyesuaian harga.

Untuk kebijakan harga pemerintah pembelian kedelai, targetnya untuk mengamankan harga di tingkat petani.  Sedangkan harga pemerintah penjualan kedelai itu menargetkan pengamanan harga bahan baku bagi pengrajin tahu dan tempe serta produk kedelai lain.

Pemerintah, dengan kebijakan tersebut akan menggelontorkan subsidi yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN).

"Kami akan melihat bagaimana anggaran bisa menanggung selisih harga kedelai," jelas Bayu.

Kemendag belum bisa memberikan kepastian mengenai berapa harga kedelai di dalam kedua kebijakan tersebut.

Ia menilai transaksi kedelai untuk Januari - Maret 2013 diperkirakan turun sekitar lima persen dari harga sekarang.

Menurut data Kemendag RI, harga kedelai impor pada hari ini berada di Rp9.338, sedangkan harga kedelai lokal Rp9.517. Harga rata-rata kedelai impor pada Agustus 2012 naik menjadi Rp9.136 dibanding bulan yang sama pada 2011 sebesar Rp8.375. (Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012