Jambi, (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kabupaten Tebo, Jambi, melalui dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi setempat, melibatkan sedikitnya 55 warga pada program kampung siaga bencana (KSB) di daerah itu.

"55 warga ini akan diberikan pelatihan bagaimana menghadapi dan mengantisipasi bencana yang sewaktu waktu bisa terjadi," ujar Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tebo, Alfi Rinaldi di Muaratebo, ibukota Kabupaten Tebo, Minggu.

Menurut dia, Pemkab Tebo sebelumnya telah menunjuk Dusun Sungaitilan, Desa Aburan Batangtebo, Kecamatan Tebo Tengah sebagai daerah percontohan program kampung siaga bencana (KSB) di daerah itu.

"Ke depan program KSB ini akan terus diberdayakan hingga ada di seluruh desa-desa," katanya.

Dusun Sungaitilan dipilih karena lokasinya strategis dan cocok sebagai kawasan belajar mitigasi penanggulangan bencana, khususnya banjir yang biasa terjadi di Kabupaten Tebo.

Program KSB, kata dia, adalah suatu wilayah komunitas yang disiapkan untuk mengelola seluruh aspek dan proses penanggulangan bencana berbasis komunitas masyarakat yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengendalian.

Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kemampuan melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pengurangan ancaman, risiko dan dampak bencana.

"Jadi masyarakat diberikan pelatihan khusus, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas kesiapan siagaan masyarakat desa dalam menanggulangi dan mengantisipasi datangnya bencana," jelasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi menyebutkan ada sejumlah daerah kabupaten di Jambi harus waspada banjir dadakan seiring masuknya musim penghujan di daerah itu.

"Ada sejumlah kabupaten yang perlu waspada. Khususnya yang berada di sepanjang aliran sungai Batanghari seperti Kabupaten Bungo, Tebo, Batanghari dan Muarojambi," ujar Kepala BPBD Provinsi Jambi, Zubaidi AR.

Tidak hanya di empat daerah itu, sedikitnya ada tiga kecamatan di Kota Jambi juga masuk pada kategori rawan banjir. Diantaranya Kecamatan Telanaipura, Pelayangan dan Danau Teluk.

Ketiga kecamatan itu posisinya tepat di sepanjang aliran sungai Batanghari yang melintasi Kota Jambi. Dimana sejumlah kawasannya merupakan dataran rendah dan rawan akan banjir luapan sungai.

Terkait upaya penanggulangan bencana banjir di Jambi, Zubaidi menyatakan, seluruh kabupaten/kota di Jambi tengah menyiapkan program kontigensi dan "table top exercise" (TTX) bencana banjir. Ini terkait dengan beberapa daerah, yang masuk dalam peta rawan banjir.

Program tersebut, kata dia, menjadi salah satu langkah untuk mengantisipasi bencana banjir.

"Ada berbagai upaya khusus penanganan banjir pada program itu, seperti cara evakuasi, distribusi bantuan, dan juga alur informasi dalam penanggulangan banjir," jelasnya.

Pemprov Jambi sebelumnya juga sudah menggelar pertemuan dengan pemerintah kabupaten/kota, dan masing masing daerah kini tengah menyusun program tersebut.

  "Dalam upaya penanganan bencana banjir ini kami juga berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait seperti Tagana, SAR, dan desa tanggap bencana begitu juga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," tambah Zubaidi. (ant)

Pewarta:

Editor : Nurul


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012