Jakarta (ANTARA Jambi) - Investigasi Greenpeace terbaru menduga sejumlah merek pakaian (fashion) ternama menggunakan bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu sistem hormon atau bahkan menyebabkan kanker ketika dilepaskan ke lingkungan.
"Dari 20 merek pakaian ternama ditemukan adanya bahan kimia berbahaya," kata juru kampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov Birry di Jakarta, Selasa.
Greenpeace Indonesia memulai investigasi terhadap merek pakaian ternama sejak Maret lalu. Sedangkan secara global, Greenpeace melakukan tes pada 141 lembar pakaian dari merek-merek ternama tersebut yang beredar di 27 negara termasuk Indonesia.
Temuan investigasi tersebut mengklaim semua merek yang diuji setidaknya mempunyai item produk yang mengandung zat NPEs (nonylphenolethoxylates).
NPEs merupakan bahan kimia yang dapat memecah dalam air dan membentuk zat beracun nonilfeno (NP) yang dapat mengganggu hormon manusia.
NPEs ditemukan dalam 89 pakaian atau 63 persen dari total item yang diuji dengan tingkat kisaran satu ppm hingga 45.000 ppm.
Merek yang diduga Greenpeace mengandung bahan berbahaya tersebut yaitu Zara, Metersbonwe, Levi's, C & A, Mango, Calvin Klein, Jack & Jones dan Marks & Spencer.
Produk ternama tersebut kebanyakan diproduksi di negara-negara bagian selatan termasuk Indonesia namun pasarnya menyebar luas.
"Saat produk pakaian tersebut dicuci, bahan kimia yang terdapat didalamnya terlepas dan kemudian mencapai sungai, danau dan laut dimana berubah menjadi nonylphenol, bahan kimia yang beracun dan mengganggu sistem hormon," kata Ahmad.
Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia, Hilda Meutia mengatakan, dampak dari bahan kimia berbahaya tersebut memang tidak secara langsung dirasakan namun terakumulasi dan efeknya akan dirasakan jangka panjang.
"Efek yang terakumulasi inilah yang kita khawatirkan. Maka kita dorong merek-merek ternama ini untuk mengubah perilaku dan keseluruhan industri sampai nol pembuangan terhadap semua bahan kimia berbahaya," kata Hilda.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012