Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pemerintah akan mengusahakan agar langkah depopulasi (pembasmian) itik yang terkena flu burung apabila dilakukan, tidak merugikan peternak.

"Saya intinya, peternak tidak dirugikan. Saya berharap, paling tidak harus samalah dengan harga pasar, idealnya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Saat ini pihaknya telah mengajukan dana Rp215 miliar kepada Menteri Koordinator Perekonomian untuk biaya depopulasi itik, namun hal itu saat ini masih dibahas.

Saat ini angka itik yang mati dan terkena virus flu burung masih di bawah 200 ribu, jauh dibandingkan total populasi itik yang mencapai 50 juta ekor, sehingga tidak dinilai sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Jelas kalau melihat populasi yang 50 juta kan, sangat sedikit. Dan ini relatif masih terkendali, sehingga kita tidak mengatakan ini bukan KLB, karena masih terkendali. Dibanding tahun 2003 juga ini masih jauh sekali," katanya.

Ia juga menyatakan sampai sejauh ini tidak ada indikasi adanya bioterrorisme terkait dengan penyebaran flu burung tersebut, namun demikian pihaknya terus waspada.

Sementara itu, untuk mengatasi flu burung lebih lanjut, ia menambahkan, pada awal Februari ini sejuta vaksin H5NI Clade 2.3.2. diproduksi dan didistribusikan.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013