Jambi (ANTARA Jambi) - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi menduga masuknya harimau Sumatera ke perkampungan di Provinsi Jambi diakibatkan habitatnya terendam banjir.
"Bisa jadi karena habitat harimau terendam, sehingga hewan buas itu memilih keluar untuk mencari mangsa," ujar Kepala BKSDA Jambi, Trisiswo di Jambi, Rabu.
Selain karena habitat yang terendam banjir, keluarnya si "Raja Hutan" itu diduga juga semakin sempitnya habitat yang ada di Jambi, sebab di daerah ini masih marak pembukaan hutan baik untuk digunakan sebagai kawasan hutan tanaman industri (HTI), perkebunan sawit maupun pembalakan liar.
Harimau masuk perkampungan di Jambi terjadi sejak dua pekan terakhir. Pertama di Kecamatan Tungkalulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dua orang petani di daerah ini terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat diterkam dan dicakar harimau.
Kemudian di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, seekor ternak sapi diketahui mati akibat dimakan harimau.
Menurjut Trisiswo, dengan kejadian ini, pihaknya telah memasang perangkap di lokasi harimau itu dijumpai warga, tapi belum ada yang berhasil ditangkap.
"Kita juga sempat heran kenapa fenomena terakhir ini harimau tersebut terkesan tidak takut dengan manusia dan tampak jinak," jelasnya.
Trisiswo mengimbau warga Jambi, khususnya yang bermukim tidak jauh dari kawasan hutan selalu waspada, supaya menghindar bila bertemu dengan binatang buas yang sudah langka ini untuk menghindari hal-hal tak diinginkan.
Berdasrkan data di BKSDA Jambi, harimau Sumatera yang tersisa di daerah ini sekitar 30-40 ekor saja. Sebagian besar mendiami kawasan hutan konservasi maupun hutan lindung. Paling banyak berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan kawasan konservasi harimau Sumatera di Jambi.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013