Jakarta (ANTARA Jambi) - Kementerian Pertanian meminta para importir yang sudah mendapatkan rekomondasi impor dan surat persetujuan impor cabai dari Kementerian Perdagangan segera merealisasikannya.
Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin mengatakan panen cabai dan bawang merah yang diperkirakan pada Juli tahun ini ternyata mundur ke bulan Agustus karena hujan masih sering terjadi pada Juli.
"Dari evaluasi yang ada, kekurangan stok ada di cabai dan bawang merah. Prediksi diharapkan bisa panen bulan Juni tapi meleset, karena hujan panen kurang bagus. Dengan demikian pasokan kurang," katanya.
Untuk itu, ia meminta, impor harus direalisasikan pada Juli karena merupakan bulan terakhir untuk melangsungkan impor sementara pada Agustus panen raya cabai dan bawang merah akan dimulai.
"Untuk memenuhi pasokan dua komoditas tadi, para importir cepat impornya," jelas Suswono.
Volume yang harus diimpor untuk cabai sebanyak 10 ribu ton dan bawang merah 16 ribu ton.
Saat ini harga cabai di pasaran semakin meningkat seperti di Pasar Kosambi Bandung, Jawa Barat menenyentuh angka Rp80.000 per Kg untuk jenis cabai rawit, padahal sepekan silam hanya Rp45.000 per Kg.
Bahkan di Sangatta Selatan dan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, harga cabai sekitar Rp130.000 hingga Rp150.000/kg.
Sebelumnya Kementerian Perdagangan menyatakan pemerintah akan mengakselerasi pengadaan bawang dan cabai impor.
"Cabai dan bawang (merah) sudah kita datangkan dari luar, lebih dari 4.000 ton. Minggu ini akan datang," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Jakarta, Minggu (14/7).
Adapun untuk bawang putih, Kemendag sudah mengimpor sebagian dari rencana mendatangkan 16 ribu ton. Ini sebagai langkah antisipasi sebab sentra penen bawang putih di Tegal, Pemalang, dan Brebes, mengalami gagal panen karena kemarau basah.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013