Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kota Sungaipenuh, Provinsi Jambi akan membentuk tim penyusun dan transfromasi Aksara Incung, serta melaksanakan pelatihan membaca huruf tersebut.

Wali Kota Sungaipenuh, Asyafri Jaya Bakri, mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan agar makin banyak orang yang memahami aksara Incung dan dengan sendirinya akan terlestarikan.

"Kita akan bentuk tim penyusun dan transformasi aksara Incung ini sekaligus pelatihan agar aksara ini dapat dipahami sehingga akan terlestraikan dengan sendirinya," katanya, Rabu di Jambi.

Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan pada Senin mendatang (26/8) di Ruang Pola Utama Kantor Bappeda Sungaipenuh.

Pemerintah kota juga melibatkan pesrrta dari berbagai unsur, baik pemerintahan maupun lainnya, seperti guru bahasa SMP dan SMA se Kota Sungaipenuh, serta mendatangkan nara sumber pakar Incung Alam Kerinci. 

Wali Kota mengatakan, Kota Sungaipenuh sebagai bagian dari Kerinci memiliki berbagai aset warisan budaya yang mempesona.

Berbagai artefak, termasuk naskah kuno yang ditulis ditanduk hewan, ruas buluh, kertas daluang sampai saat ini dirawat oleh masyarakat adat.

"Secara bertahap kita akan anggarkan dana yang cukup untuk menata dan merawat benda-benda budaya di Kota Sungaipenuh, termasuk aksara Incung," katanya.

Penyusun buku Aksara Incung, Budhi Vj Rio Temenggung, mengatakan, pihaknya bersama dengan budayawan Kerinci lainnya mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemkot Sungaipenuh ini.

"Kami mendukung sekali kegiatan ini, sebab semakin banyak yang dapat membaca dan memahami maka aksara Incung ini akan semakin terlestarikan," kata dia.

Keberadaan aksara Incung di Kerinci termasuk orang-orang yang dapat membaca serta menggunakannya sudah mulai hilang sejak abad 19.

"Aksara ini sudah mulai menghilang dari penggunaan sejak abad 19. Padahal Incung adalah salah satu aksara tua yang ada di dunia," katanya.

Dalam berbagai penelitian disebutkan, aksara Incung masih tetap dipakai oleh orang Kerinci dalam kegiatan menulis dan membaca hingga 1825.

Penggunaan huruf ini sudah mulai meredup dan nyaris hilang sama sekali di abad 21, termasuk  mereka yang mampu membaca dan menuliskannya.(Ant)

Pewarta: Nurul Fahmy

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013