Jambi (ANTARA Jambi) - Taman Budaya Jambi mulai 10-13 September 2013 menggelar pertunjukan dan pameran asli Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Kota Jambi.

"Kita menghadirkan langsung saudara-saudara kita dari Suku Anak Dalam (SAD) di tengah-tengah Kota Jambi lengkap dengan kebudayaannya untuk diinteraksikan dengan masyarakat, sebab selama ini banyak yang tahu adanya suku terasing ini, namun tidak pernah berinteraksi," kata Kepala Taman Budaya Jambi (TBJ) Sri Purnama Syam di Jambi, Selasa.

Ia mengatakan, selama ini keberadaan SAD hanya menjadi perbincangan bahkan tak jarang menjadi pergunjingan dan terciptanya streotip negatif yang sering merendahkan bahkan melecehkan keberadaan SAD dengan sebutan "Kubu" sehingga jurang interaksi itu terus semakin dalam.

Dengan kegiatan yang difasilitasi Kemenparekraf melalui program anggaran aktivitas taman budaya ini bekerja sama dengan lembaga lingkungan seperti Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi diharapkan masyarakat bisa berinteraksi dengan Orang Rimba sekaligus melihat langsung karya kriya kreatif mereka.

Bahkan, masyarakat sekaligus bisa berbelanja membeli hasil karya yang unik, khas dan original tersebut sebagai oleh-oleh, seperti suvenir kalung tasbih "balik sumpah" peralatan pertanian "ambung", peralatan menangkap ikan "lukah', peralatan masak dari kayu alam dan lain sebagainya.

Di ruang pameran dan bazar tersebut juga dipamerkan foto-foto tentang kehidupan SAD dan kebudayaannya serta kondisi terakhir lingkungan tempat tinggalnya yang terus terdegradasi, karya para fotografer Jambi dan dokumentasi KKI Warsi.

"Selain itu dalam kegiatan ini juga digelar pertunjukan berbagai tradisi ritual SAD oleh para Orang Rimba secara langsung seperti pertunjukan tradisi lisan 'Nandung', pertunjukan mantera dan berbagai pertunjukan tradisi asli SAD lainnya," kata Sri.

Dalam kegiatan yang direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus tersebut, TBJ menghadirkan secara langsung di tengah kota Jambi sedikitnya 25 orang SAD dari tiga kelompok seperti dari Kelompok Bukit 12 Kabupaten Sarolangun, Kelompok Makekal Kabupaten Merangin dan Kelompok Nyogan Kabupaten Batanghari.

Tumenggung Tarib, mantan tumenggung berpengaruh di Kelompok Bukit 12 yang kini menjadi tokoh masyarakat SAD penerima penghargaan Kalpataru menyambut baik program TBJ tersebut karena menjadi kesempatan bagi kelompok Orang Rimba untuk meretas jurang interaksi dengan masyarakat umum selama ini, sekaligus jadi wahana bagi mereka memperkenalkan kebudayaannya.

"Kegiatan ini bagus sekali karena menjadi kesempatan bagi kelompok masyarakat kita yang keseharian hanya dalam rimba kini bisa bertemu 'Orang-orang Terang' di kota," ujarnya.

Ini akan menjadi kesempatan bagi SAD untuk membuktikan kalau SAD bukanlah kaum tertinggal atau tertutup terhadap kehidupan masyarakat luar, SAD sangat bersahabat dan menghargai semuanya, kata Tumenggung Tarib.(Ant)

Pewarta: Yupnical

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013